“Datanya masih bentuk angka. Nanti kita olah, sekitar satu bulanan lagi sudah keluar hasilnya. Hasilnya ini kita akan mengetahui zona kerawanan terhadap guncangan, ada yang tinggi, sedang, dan tidak rawan. Hasilnya bisa digunakan untuk kebutuhan pemangku kebijakan dan masyarakat,” tutur Isnu.
Isnu menjelaskan semburan gas yang muncul di Kecamatan Tukdana itu terjadi karena adanya retakan atau lemahnya patahan yang diakibatkan guncangan tanah.
“Kalau gas muncul dari pengeboran itu wajar. Tapi, kalau muncul tanpa aktivitas pengeboran, kemungkinan itu karena ada retakan yang diakibatkan guncangan yang terjadi sebelumnya, apakah itu karena gempa yang dulu-dulu atau aktivitas yang lainnya,” ucap Isnu.
Saat ditanya mengenai kandungan material dari semburan gas tersebut, Isnu mengaku tak mengetahui secara persis. Pihaknya hanya fokus pada tingkat kerawanan wilayah tersebut terhadap bencana gempa.
(net)