Produksi Ikan di Cirata dan Saguling Turun

BANDUNG – Produksi ikan air tawar di waduk Cirata dan Saguling turun lima persen sejak memasuki musim hujan September dan Desember 2017. Ini akibat kurangnya pasokan sinar matahari dan kadar oksigen menurun hingga ikan Nila dan Mas sulit bertahan.

Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Bandung Barat, Undang Husni Thamrin menerangkan, Pada waktu normal, produksi ikan di Cirata bisa mencapai 100 ton/hari. Untuk di Saguling produksi ikan bisa mencapai 15 ton/hari.

“Dari September sampai bulan ini tercatat ada 102 ton ikan Mas dan Nila yang mati di Cirata. Untuk di Saguling ada 15 ton ikan yang mati. Penyebabnya, cuaca hujan dan mendung menjadikan pasokan sinar matahari berkurang sehingga oksigen dalam air rendah,”ungkap Undang di Ngamprah, Rabu (20/12).

Berdasar informasi dari BMKG, kondisi cuaca seperti ini akan terjadi hingga Februari 2018. Sehingga para petani ikan diminta mengurangi sebaran benih ikan di Keramba Jaring Apung (KJA).

Menurut laporan, Kematian ikan terjadi di Blok Sangkali Desa Margaluyu Kecamatan Cipendeuy untuk Waduk Cirata. Sementara, untuk di Waduk Saguling terjadi di Blok Ciminyak Desa Rancapanggung Kecamatan Cililin. “Kami sudah memberikan imbauan ke camat dan penyuluh agar membatasi penebaran ikan,” ujarnya.

Undang menjelaskan, akibat produksi menurun, berdampak pula pada harga ikan yang dijual. Dia mencontohkan, pada saat normal, harga ikan mas yang dijual di tingkat produsen berkisar Rp18 ribu/kg dan saat ini mencapai Rp22 ribu/kg.

“Harga jadi naik karena memang produksi menurun. Untuk permintaan konsumen sejauh ini masih normal,” ungkapnya. [jar]

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *