Lina Ruslinawati : Petani Milenial Harus Berjiwa Tani, Jangan Ada Paksaan

Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Lina Ruslinawati
Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Lina Ruslinawati

SUKABUMI — Anggota komisi II DPRD Jabar dari Fraksi Gerindra Hj. Lina Ruslinawati mengkritisi soal adanya program petani milenial yang diduga bermasalah. Menurutnya petani milenial harusnya berjiwa tangguh, bukan pemuda yang tidak memiliki pekerjaan kemudian disebut petani. Pasalnya akan berimbas kepada produktifitas saat bertani.

“Ya kalau memang milenial saya tidak jadi masalah ya. Namun, jangan sampai petani milenial ini seolah dipaksa, orang yang tidak berjiwa tani disebut jadi petani milenial. Jadi jangan serta merta pemuda pengangguran jadi petani kemudian jiwanya belum kuat, baru pertama bertani gagal dan langsung tumbang, “jelas Lina

Dirinya mencontohkan, pemuda yang memiliki orang tua petani kemudian ingin menjadi petani tentu akan mempermudah dan mempercepat produktifitas, pasalnya keilmuanya sudah ada di keluarganya mereka. Bukan orang yang tidak mengerti petani, maka akan cepat sekali mengeluhnya. Pasalnya pekerjann petani bukanlah hal mudah, diperlukan jiwa-jiwa yang kuat.

“Anak muda yang bapaknya petani yang melanjutkan pertanian bapaknya akan lebih baik. Dan kemudian lebih berhasil pengetahuan yang ketika mereka bersekolah ketimbang dari ayahnya yang konvensional,”jelasnya.

Sebelumnya, berdasarkan laporan dan data yang diterima Legislator asal Sukabumi menuturkan, saat ini kondisi program petani milenial banyak dari calon petani milenial yang terjebak dengan bantuan stimulus modal yang diberikan oleh pemerintah Jawa Barat. Mereka beranggapan anggaran Rp5 Juta tersebut diberikan kepada petani milenial diberikan dengan cuma-cuma, padahal pada akhirnya dana tersebut adalah pinjaman.

“Mereka (calon petani milenial red) itu beranggapan anggaran yang Rp5 juta untuk petani milenial itu diberikan dengan cuma-cuma, padahal dana itu merupakan pinjaman yang harus dikembalikan. Akhirnya banyak dari mereka kemudian urung mengambil uang stimulus tersebut, “terang Lina dalam pesan singkatnya.

Dengan kondisi tersebut, menurutnya ada baiknya anggaran itu diberikan pada mereka petani-petani muda yang memang sudah berkiprah di bidang pertanian yang notabene mereka sudah tau dan berpengalaman dengan masalah yang mereka hadapi di ranah pertanian.

Dan mereka tahu how to handle problem in farming biodiversity, dengan kata lain mereka sudah tangguh di bidangnya. “Bukan petani milenial dadakan yang baru terbentuk yang diutamakan, saya yakin anggaran itu akan larut entah kemana dan tidak menjadi apa-apa, “kritiknya.(*/adv)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *