SBI Dijamin Tak Picu Rebutan Dana

Peneliti Ekonomi dari Asian Development Bank (ADB) Institute Eric Sugandi menilai, reaktivasi SBI dalam konteks perdalaman pasar keuangan, memang baik. Sehingga marketnya lebih efisien dan menambah minat investor asing untuk masuk dan menolong capital inflow.

“Tapi mesti dipertimbangkan juga apakah sebaiknya BI yang reaktivasi SBI atau Kementeria Keuanga (Kemenkeu) keluarkan lebih banyak SBN tenor di bawah 1 tahun, atau kedua-duanya, agar tidak bentrok,” imbuhnya saat dihubungi Rakyat Merdeka.

Selain itu, reaktivasi SBI pun memiliki risiko. Akan ada interest cost yang mesti ditanggung BI.”Dulu SBI secara berangsur dikurangi, agar BI bertahap beralih ke SBN untuk instrumen operasi pasar, seperti US Fed gunakan instrumen US Treasury securities yang dikeluarkan oleh Kemenkeu AS. Nah kalau sekarang akan kembali dua-duanya diaktifkan, maka perlu perhitungan,” tutur Eric.

Di sisi perbankan, Direktur Keuangan dan Tresuri PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Iman Nugroho Soeko mengaku, pihaknya ikut lelang untuk SBI bertenor 9 bulan dengan nilai di bawah Rp 1 triliun.”Imbal hasilnya, kami harap bisa di kisaran rate BI. Kami memanfaatkan langkah strategis Bank Sentral ini,” ujarnya.

Senada, Direktur Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Persero Tbk Haru Koesomargyo mengatakan, bagi perbankan, reaktivasi SBI merupakan tambahan opsi untuk penempatan ekses likuiditas yang tadinya hanya SBN.”Ini bukan menambah likuiditas bank, tapi membantu bank mengelola kelebihan likuiditas. Tapi kami belum bisa menyebut berapa nominal keikutsertaan­nya,” pungkas Haru.

 

(rmol)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *