Melihat Usaha Petani Bawang Merah

Agar bawang bisa tahan lama, nenek empat cucu ini harus mengawetkan bawang yang dijual untuk benih itu. Yaitu, menggunakan campuran kalsium karbonat dengan insektisida yang dibubuhkan ke umbi.

“Kalau tidak hati-hati saat mencampur bisa sakit kepala. Saya sering pusing,” kenangnya dengan hidung kembang-kempis seolah mencium bau insektisida yang menyengat.

Bacaan Lainnya

Dengan diawetkan, dia bisa menahan panenan hingga tiga bulan. Selebihnya, Soni harus segera menjualnya. Sebab, jika terus disimpan berat bawang akan menyusut dan merugi lebih besar. “Sekarang hanya bisa berdoa semoga harganya segera naik,” imbuhnya pasrah.

Setidaknya, Soni akan menunggu hingga harga bawang merah diatas Rp 10 ribu. Dengan harga itu, dia bisa meraih untung meski tak banyak. Dalam setiap doanya terselip harapan agar harga bawang bisa menyentuh Rp 16 ribu per kilogram seperti pertengahan 2017 lalu.

“Semua petani doanya begitu,” imbuh Soni sembari melirik belasan pria di dekat sawahnya yang juga tengah memanen bawang.(rk/baz/die/JPR)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *