Majelis Umum PBB akan menggelar pertemuan darurat mengenai keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Juga rencana pemindahan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Menanggapi rencana pertemuan itu Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley memperingatkan negara-negara anggota jelang pemungutan suara Resolusi PBB untuk meminta Trump mencabut keputusannya mengakui Yerusalem Ibu Kota Israel.
Media melaporkan pada Selasa, Haley memperingatkan negara-negara anggota PBB dengan mengatakan, Presiden Trump mengawasi pemungutan suara tersebut.
“Selagi Anda mempertimbangkan untuk memberikan suara, saya ingin Anda tahu bahwa Presiden dan AS mengawasi seluruh proses ini,” kata Halley menggertak.
“Presiden akan mengawasi pemungutan suara ini dengan saksama dan telah meminta saya untuk melaporkan padanya negara-negara mana saja yang menentang AS. Kami akan mencatat setiap suara,” tulis Haley dalam surat elektroniknya seperti dilansir Anadolu Agency, Kamis, (21/12).
Lewat akun Twitter pribadinya, Haley juga mengatakan, “PBB selalu meminta kami untuk melakukan lebih banyak dan memberikan lebih banyak lagi. Jadi saat kami membuat keputusan yang sesuai kehendak rakyat Amerika, yakni kami akan memindahkan Kedutaan Besar AS, kami tidak mengira mereka yang sudah kami bantu justru berbalik menentang kami.”
Pada Kamis, akan digelar pemungutan suara untuk menentang keputusan AS. Amerika dengan marah berjanji akan mencatat mereka.
Status akhir Yerusalem telah lama diputuskan bahwa akan ditetapkan melalui perundingan damai Israel-Palestina. Keputusan Trump dipandang mengganggu proses perdamaian dua negara yang terus berperang itu.
(met/JPC)