Yoga dan Sejuta Manfaat Jika Dilakukan Rutin

Yoga telah sering dilakukan oleh orang barat sebagai modul holistik untuk kesejahteraan mereka sejak 1970-an.

Yoga kini disebut-sebut sebagai alat untuk mengurangi keparahan depresi menurut All India Institute of Medical Science(AIIMS).

Bacaan Lainnya

Yoga membantu mengurangi keparahan depresi dengan meningkatkan kadar zat kimia tertentu di otak.

Bahan kimia ini mengatur siklus tidur-bangun, suasana hati Anda, nafsu makan dan pencernaan.

“Studi ini menemukan bahwa memperkenalkan yoga ke dalam gaya hidup kita bisa menghasilkan penurunan hormon stres utama dalam tubuh kita, yakni hormon kortisol dan mengurangi tingkat molekul peradangan tertentu di dalam tubuh serta otak,” kata Rima Dada, Profesor yang bertanggung jawab di Laboratorium Molekuler Reproduksi dan Genetika, Departemen Anatomi di AIIM, seperti dilansir laman India Times, Minggu (9/9/2018).

“Sementara pengobatan dan intervensi psikologis adalah pengobatan lini pertama untuk depresi, mereka berhubungan dengan sering kambuh dan komplikasi,” kata Dada.

Perawatan depresi dengan yoga juga meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental.

“Yoga juga memperlambat laju di mana Anda bertambah usia dengan mengurangi tingkat stres oksidatif dan psikologis,” tutur Dada menambahkan.

“Studi yang diterbitkan dalam jurnal ‘Restorative Neurology and Neuroscience’ pada Maret lalu ini juga menemukan bahwa meditasi dan yoga bisa mengurangi keparahan depresi dan mengarah pada perbaikan biomarker sistemik dari neuroplastisitas,” kata Dada.

Yoga berfungsi seperti teknik lain yang digunakan untuk menenangkan diri, seperti relaksasi atau bahkan bersosialisasi dengan teman-teman Anda.

Yoga telah didokumentasikan untuk mengurangi detak jantung, menurunkan tekanan darah dan memudahkan Anda bernapas, memperbaiki respons tubuh terhadap stres, kecemasan dan depresi.

Depresi adalah penyumbang utama untuk morbiditas, kecacatan dan omset dini penuaan dan penyakit terkait penuaan.

Depresi memengaruhi semua kelompok umur dan merupakan penyumbang utama terhadap beban global penyakit.

Meskipun sekitar 35 persen kasus diwarisi, depresi adalah penyebab dan konsekuensi dari beberapa penyakit tidak menular seperti kanker, diabetes, gangguan penyalahgunaan nutrisi dan zat.

(JPNN/izo)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *