Tiga Siswa SMPN I Kota Sukabumi Terpapar Covid-19, Disdik Hentikan Sementara PTMT

SMP Negeri 1 Kota Sukabumi
DIHENTIKAN SEMENTARA : Suasa sekolah di SMP Negeri 1 Kota Sukabumi sementara kegiatan belajar mengajar secara tatap muka dihentikan terlebih dahulu untuk menghindari penyebaran virus corona atau Covid-19 dilingkungan pendidikan khususnya dilingkungan SMPN 1 Kota Sukabumi.

SUKABUMI — Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi menegaskan pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) 100 persen tetap berlangsung, meskipun tiga pelajar di Kota Sukabumi terkonfirmasi positif Covid-19.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi, Mohamad Hasan Asari mengatakan terkait adanya kejadian tersebut maka untuk SMP Negeri 1 Kota Sukabumi sementara kegiatan belajar mengajar secara tatap muka dihentikan terlebih dahulu untuk menghindari penyebaran virus corona atau Covid-19 dilingkungan pendidikan khususnya dilingkungan SMPN 1 Kota Sukabumi.

Bacaan Lainnya

“Terhitung dua hari ini sampai nanti Jumat besok pembelajaran tatap muka di SMPN 1 Kota Sukabumi kita hentikan terlebih dahulu diganti dengan pembelajaran secara online,” terangnya.

Dan menurutnya pembelajaran tatap muka teratas akan kembali dilaksanakan mulai Senin pekan depan, namun khusus untuk SMPN 1 kehdiran kapasitas kelasnya diisi 50 persen sementara untuk sekolah lainnya normal 100 persen.

“Khusus SMPN 1 itu kapasitas 50 persen, karena memang jumlah siswanya padat disana kemudian juga untuk SMPN 2 sama boleh tatap muka tetapi kapasitasnya harus 50 persen, walaupun SMPN 2 tidak terkonfirmasi covid-19 tetapi karena jaraknya berdekatan jadi 50 persen untuk menghindari kerumunan karena disitu juga kan ada tiga sekolah ada SMPN 1, SMPN 2 dan SMAN 4. Untuk kondisi sekolah lainnya tetap masih 100 persen,” imbuhnya.

Lebih lanjut dirinya mengatakan, pembelajaran tatap muka 50 persen untuk kedua sekolah tersebut akan terus dievaluasi hingga 14 hari mendatang. Hasan juga menegaskan jika setelah mendapatkan informasi tersebut smua guru dan siswa langsung melaksanakan swab.

“Alhamdulilah hasil swab semuanya tidak ada masalah karena sebenarnya kemudian dikelompok itu hanya dkelompok satu kelas itu saja tapi untuk mengantisipasi dan sesuai usulan ombudsman disarankan 50 persen saya tidak menerapkan untuk seluruhnya hanya untuk SMP 1 dan 2 saja yang berada di tengah dan jumlah siswanya padat,” ucapnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *