Karyawan PT Pratama di Sukabumi jadi Reseller Investasi Bodong

SUKABUMI, RADARSUKABUMI.com – Korban kasus dugaan investasi bodong berkedok paket kurban, barang elektronik, hingga kendaraan bermotor mengaku geram dengan sikap owner CV Hoki Abadi Jaya berinisial HA. Bagaimana tidak, si pemilik investasi yang sudah berjalan beberapa tahun itu telah menjanjikan paket tersebut dengan iuran bulanan yang sangat murah. Namun, ironisnya hingga saat ini paket tersebut belum bisa dicairkan oleh para konsumennya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Radar Sukabumi, pasca salat Idul Adha, ratusan warga dari berbagai daerah Sukabumi dan Cianjur telah menggeruduk rumah HA di Kampung Limbangan Desa Limbangan Sari Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur. Kedatangan mereka untuk menuntut kepada pemilik investasi agar segera mengembalikan uang paket yang sudah di setorkan kepada HA.

Bacaan Lainnya

Seorang warga Desa Prianganjaya, Kecamatan Sukalarang berinisial IS yang merupakan reseller di perusahaan investasi tersebut mengaku sudah bekerja di CV Hoki Jaya Abadi itu sekitar dua tahun lebih.

“Akibat kejadian ini, saya merasa terpojokan oleh konsumen. Bahkan, teman-teman dan saudara banyak ucapan yang tidak mengenakan. Mereka banyak yang menekan kepada saya agar uang itu segera di kembalikan,” kata IS kepada Radar Sukabumi, Senin (3/8).

Lebih lanjut ia menjelaskan untuk mengembangkan usahanya pemilik investasi tersebut telah memiliki sebanyak 76 ketua. Namun, dari jumlah tersebut empat diantaranya telah mengundurkan diri.

“Jadi total ketuanya itu ada 76 orang. Sementara pemiliknya tetap HA yang disebut ibu big bos. Iya, dari 76 ketua ini memiliki reseller dan reseller itu salah satunya adalah saya,” ujarnya.

Menurutnya, reseller memiliki tugas untuk mencari konsumen. Dirinya mengaku sudah memiliki banyak konsumen hingga mencapai lebih dari 50 orang.

“Saya kan kerja di pabrik PT Pratama Nike Sukalarang. Kebanyakan konsumen saya itu dari buruh pabrik. Sementara kalau untuk di kampung hanya ada beberapa saja,” imbuhnya.

Ketika disinggung mengenai jumlah kerugian akibat investasi bodong itu, dirinya menjawab tidak bisa mengetahui secara jelas berapa jumlah nominal uang yang sudah di setorkan oleh para reseller kepada ketuanya untuk disetorkan kembali kepada big bos sebagai pemilik investasi tersebut.

“Namun yang pasti ratusan juta uang saya dari konsumen telah disetorkan kepada ketua berinisial RI untuk di setorkan kembali kepada bu big bosnya. Sebelumnya, RI itu bekerja di pabrik PT Pratama, tapi sekarang sudah keluar karena sedang lahiran,” ujarnya.

Pihaknya sebagai reseller, mengaku kebanyakan para konsumen telah mengikuti investasi tersebut untuk paket ektronik, paket cantik, paket anak, paket lebaran, umrah dan paket kurban.

“Dulu sempat cair dari paket yang dikumpulkan ini. Seperti paket elektronik dan peralatan dapur. Itu beres dan tuntas. Bahkan, untuk paket umroh sebelum Covid-19 semuanya berangkakat ke tanah suci. Namun, pada Januari 2019 sempat ada masalah. Karena paket berupa sofa, kulkas, TV dan dispenser belum keluar hingga sekarang,” timpalnya.

Para konsumen yang mengikuti investasi paket uang, mereka harus membayar atau mengumpulkan uang kepada reseller setiap bulannya sebesar Rp40 ribu selama 14 bulan. “Mereka dijanjikan akan mendapatkan uang sebesar Rp2 sampai Rp3 juta pertahunnya. Namun, hingga sekarang paket uang itu belum juga cair,” imbuhnya.

Pihaknya berharap, pemilik invetasi tersebut dapat bertanggung jawab dan segera mengembalikan semua uang para konsumennya. “Saya tidak punya keuntungan maupun bonus dari investasi ini. Sampai saat ini, kami belum yakin uang itu bisa kembali. Tetapi bagaimana pun caranya, kami ingin uang itu kembali. Karena, saya merasa terpojokan,” pungkasnya. (Den/rs)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *