Anjak: Masyarakat Sukabumi Dinamis, Tapi Toleransinya Tinggi

Anjak Priatma Sukma

SUKABUMI, RADARSUKABUMI.com – Protes keras terhadap rilis Kementerian Agama RI indeks toleransi beragama juga dilayangkan oleh Anggota DPRD Kabuaten Sukabumi Anjak Priatna Sukma. Diberitakan sebelumnya, Kemenag RI memposisikan Jawa Barat sebagai daerah dengan toleransi beragama terendah dengan angka 68,5 persen.

Menurut Anjak, justru Sukabumi adalah salah satu daerah di Jawa Barat yang memiliki toleransi cukup tinggi. “Ya, secara modal sosial dan histori insyaallah Sukabumi sebenarnya daerah dengan tolerasnsi yang cukup tinggi. Persepsi bahwa daerah Sukabumi rendah tingkat tolerasninya mungkin karena dinamika sosial politik yg akhir-akhir ini tinggi saja, termasuk karena hadirnya sosial media di masyarakat,” kata Anjak kepada Radarsukabumi.com, Rabu (25/12/2019).

Bacaan Lainnya

Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Sukabumi itu juga mengatakan, secara natural di lapangan, sebenarnya toleransi dalam beragama di Sukabumi terbilang sangat baik. Dia menjelaskan bahwa basis nilai masyarakat Sunda adalah dasar dan bukti lainnya yang menunjukkan tingkat toleransi yang baik.

“Banyak nilai-nilai yang bisa menjadi landasan bersikap warganya sehari-hari. Kalau hari ini dianggap tidak toleran, saya ragu, harus lihat surveynya secara keseluruhan,” ujar Anjak.

“Jangan sampai respons masyarakat terhadap isu tertentu dijadikan dasar penilaian tingkat toleransi,” lanjutnya.

Anjak menjelaskan bahwa Kemenag tidak boleh mengerealisir kasus dengan melihat persepsi masyarakat pada suatu isu saja. Bahwa sangat mungkin persepsi masyarakat terhadap issue tertentu cenderung negatif, akan tetapi perilaku sosialnya justru toleran.

“Contoh, isu mengucapkan Natal misalnya, banyak yang tidak setuju. Tetapi mereka (masyarakat Sukabumi, red) menghargai mereka yang membolehkan. Persepsi terhadap issue tersebut negatif, tapi perilaku menyikapi perbedaan tersebut positif,” papar politisi dari Partai PKS.

Sehingga, kata Anjak lagi, persepsi terhadap isu tertentu tidak dapat dijadikan dasar oleh Kemenag atau lembaga manapun untuk menunjukkan bahwa tingkat toleransi masyarakat tinggi atau rendah.

“Masyarakat Sukabumi dinamis, tapi toleransinya tinggi. Sangat mungkin terjadi perdebatan sengit di masyarakat terhadap isu tertentu, tapi secara sikap mereka cukup toleran. Yang perlu pemerintah perhatikan adalah issue yang menyebar di sosmed, perlu ada edukasi serius ke masyarakat,” pungkasnya.

(izo/rs)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *