Kronologis Bocah SD di Sukabumi Meninggal Seminggu Usai Divaksin,  Keluarga Mengaku Ikhlas

Vaksinasi-Anak

SUKABUMI – Di tengah gencarnya pemerintah melakukan vaksinasi anak usia 6-12 tahun, justru muncul kabar tak sedap.

Kemarin (21/1), seorang pelajar SD bernama Muhammad Dalvin (12) warga Kampung Citamiang, RT 05/01, Desa Citamiang, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, dikabarkan meninggal setelah sekitar seminggu sebelumnya mengikuti program vaksinasi anak di sekolahnya.

Bacaan Lainnya

Keluarga korban, Deri Ardiansyah (36) mengatakan, saat itu sepupunya telah mengikuti program gebyar vaksin anak di Gedung MI Citamiang oleh tim vaksinator dari Puskesmas Kadudampit pada Sabtu, 15 Januari 2022 lalu.

“Waktu itu, keponakan saya ini dalam keadaan sehat walafiat. Bahkan, ia bersemangat ketika akan ikut divaksin di sekolah bersama teman-temannya,” ungkap Deri.

Setelah korban mendapatkan vaksinasi dosis pertama tersebut, sehari kemudian suhu tubuhnya mulai mengalami panas. Namun, tidak terlalu tinggi.

“Pada Senin 17 Januari 2022 itu, korban sempat pergi lagi ke sekolah. Namun pada pukul 10.00 WIB, sepupu saya ini diantarkan pulang oleh gurunya dengan kondisi demam tinggi,” paparnya.

Sewaktu korban pulang dari sekolah, kondisi kesahatannya mulai memprihatinkan. Khususnya pada kondisi demamnya mulai tinggi.

Bahkan pada Selasa 18 Januari 2022, korban mengalami panas tinggi sampai tingkat kesadarannya menurun.

Karena kondisinya semakin memburuk, akhirnya pada pukul 22.00 WIB Dalvin dibawa ke Rumah Sakit Betha Medika Cisaat untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjtut.

“Korban mengalami diare berwarna hitam dan kesadaran semakin menurun. Tidak lama setelah itu, pada hari ini tepatnya sekira pukul 03.15 WIB, keponakan saya meninggal dunia di Rumah Sakit Betha Medika Cisaat,” tandasnya.

Menurut Deri, hasil pemeriksaan tim medis menyebutkan, korban meninggal dunia akibat dari HB dan trombositnya menurun. Tidak lama setelah itu, saat ini korban langsung dilakukan pemulsaran untuk dikebumukan di tempat pemakaman umum (TPU) yang lokasinya tak jauh dengan rumah duka.

“Pihak keluarga sudah ikhlas menerima kejadian sebagai takdir dari Allah SWT. Namun kondisi kedua orang tuanya hingga saat ini masih drop dan belum bisa memberikan keterangan.

Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak pemerintah yang sudah membantu dan sudah datang ke sini untuk melayad ke rumah duka,” ucap Deri.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *