Kemarau, Panen Padi Surplus 400 Ribu Ton

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi, Ajat Sudrajat.

WARUNGKIARA — Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Sukabumi mengklaim, sepanjang musim kemarau yang terjadi selama tujuh bulan tidak berpengaruh terhadap kebutuhan pangan. Bahkan, hasil panen padi meningkat.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi, Ajat Sudrajat mengatakan, pada November ini akan ada penen padi di sekitar 8.300 hektare. Hasil panen tersebut mencukupi untuk kebutuhan beras dalam sebulan ke depan bahkan lebih. Hal itu jelas meningkat apabila dibandingkan pada Oktober lalu, panen hanya di 5.000 hektare sawah.

Bacaan Lainnya

“Dari 5.000 hektare ini hanya mencukupi untuk kebutuhan dan tidak ada stok,” kata Ajat kepada Radar Sukabumi, 25/11).

Menurutnya, setiap lima hektare lahan pertanian dapat menghasilkan sekitar 25 hingga 30 ton padi dan kebutuhannya 25 ton perbulan. Selama musim kemarau ini, pihaknya terus berusaha mengantisipasi lahan yang mengalami kekeringan, seperti membangun saluran irigasi dan pompanisasi.

Sehingga produktifitas petani terus berjalan. “Saya berharap kepada petani atau pengusaha beras agar hasil produksinya tidak langsung dipasok ke luar daerah tetapi, harus memenuhi permintaan pasar lokal, sehingga kebutuhan warga terpenuhi,” ujarnya.

Sedangkan di Desember 2019 mendatang, sambung Sudrajat, diprediksi akan panen sekitar tujuh ribu hektare sawah. “Stok di Desember juga masih aman, padahal musim kemarau terjadi sudah sekitar tujuh bulan berjalan. Tapi alhamdulillah tidak berdampak pada hasil pertanian,” ucapnya.

Ajat menambahkan, luas lahan pertanian di Kabupaten Sukabumi ini mecapai 55.300 hektare dan dari satu hektare lahan itu bisa dua sampai tiga kali panen. “Mudah-mudahan memasuki musim hujan penghasilan para petani bisa semakin bertambah. Sehingga dengan begitu stok pangan tidak akan berkurang,” paparnya.

Sementara itu, salah seorang petani asal warga Desa Tanjungsari, Kecamatan Jampangtengah, Ojan (50) mengaku selama musim kemarau sudah dua kali memanen dan hasilnya tidak mengalami penurunan.

Lantaran, saluran irigasi di wilayah tersebut normal tidak mengalami kekeringan.

“Alhamdulillah sudah dua kali panen tidak rugi. Karena kalau di sini irigasinya normal. Selama irigasi berjalan normal tentunya hasil pertanian tidak akan menurut drastis,” singkatnya. (bam/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *