Diatas Kertas Jokowi-Ma’ruf Masih Unggul

Aroma kompetisi di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 mulai tercium setelah Pasangan Calon (Paslon) Presiden mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI), Jumat (10/8).

Seperti diketahui, Joko Widodo berpasangan dengan Ma’ruf Amin (petahana) dengan diusung oleh 9 Partai Politik (Parpol). Sedangkan Prabowo Subianto berpasangan dengan Sandiaga Solahuddin Uno dengan diusung oleh 4 parpol.

Bacaan Lainnya

Menurut Pengamat Politik dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sriwijaya, Bagindo Togar mengatakan, jika berbicara peluang saat ini masih terlalu dini. Namun, berdasarkan hitungan matematika atau diatas kertas, tentunya pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin lebih unggul karena petahana.

Namun, hasil akhir akan ditentukan dari strategi dan platform visi dan misi masing-masing paslon itu sendiri.

“Politik itu bukan matematika atau hitungan diatas kertas. Jadi kita tidak bisa menebaknya,” kata Bagindo Togar saat dihubungi JawaPos.com, Jumat (10/8).

Menurutnya, ada ke khawatiran yang luar biasa dialami capres Jokowi saat ini terkait dengan isu keagaamaan sehingga menurutnya, Jokowi harus menggandeng ulama struktural yaitu Ma’aruf Amin.

Ia mengaku, dari segi politik memang semua diperbolehkan. Hanya saja, dari segi usia juga harus diperhatikan, karena kampanye ini menyita energi mulai dari fisik maupun emosional.

Jika pun harus ulama, seharusnya lebih energic dan bisa menerima sisi luar dari kelompok agama. Sehingga lebih harmonis.

“Bukan berarti kita meragukan. Tapi selama inikan beliau (Ma’ruf Amin) konsen keagamaan. Sehingga menjadi tanda tanya mengapa akhirnya harus dipilih,” terangnya.

Menurutnya, parpol pengusung Jokowi tidak puas dengan ini. Tapi, setelah proses panjang akhirnya keluar nama Ma’ruf Amin. “Menurut saya ini bukan sebuah kejutan lagi dan sudah memang sejak lama,” ujarnya.

Sedangkan untuk Prabowo sendiri, baginya patut diacungi jempol. Karena menentukan Calon Wakil Presiden (Cawapres) dari kader sendiri. Meskipun tentunya ada deal-dealan, ini merupakan hal yang wajar dalam sebuah politik.

Menurutnya, Prabowo Subianto yang merupakan nasionalisme dan Sandiaga Uno dari profesionalisme. Tentunya, akan ada strategi khusus dan jitu dalam pilpres ini

“Mungkin mereka ini akan mengangkat isu persoalan harkat, martabat kebangsaan, permasalahan daya saing produktifias produk indonesia,” jelasnya.

Meski mengangkat persoalan tersebut, tentunya mereka tidak mengenyampingkan persoalan agama. Karena, ada dua partai pendukung yang berbasis keagamaan.

“Ini tentunya akan menjadi tugas dua partai tersebut untuk dibidang keagamaan. Jadi kita lihat saja nanti strategi apa yang akan mereka gunakan,” tutupnya.

(lim/JPC)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *