Surak untuk Reuni Perak Angkatan 1998

kang-warsa

Oleh Kang Warsa

Reuni atau berkumpul kembali setelah berpisah menjadi salah satu ajang penting bagi para alumni sekolah manapun. Waktu pelaksanaannya bisa bulanan, tahunan, hingga jangka waktu yang cukup lama. Esensi kegiatan reuni adalah membangunkan memori masa lalu dan imaji-imaji yang dulu pernah tercipta masa sekolah kemudian dihadirkan kembali di masa kini.

Bacaan Lainnya

Alumni SMA Negeri 1 Kota Sukabumi Angkatan 1998, pada 12 Agustus 2023 telah menyelenggarakan reuni perak setelah 25 tahun para alumni terpisah karena diaspora di berbagai kota. Mereka menjadikan reuni perak sebagai momentum untuk berkumpul, mengokohkan ikatan silaturahmi, dan menguatkan kembali partikel-partikel masa lalu melalui ornamen-ornamen yang dihadirkan selama reuni.

Saya perlu mengisahkan perjalanan penting alumni angkatan 1998 selama tiga bulan sebelum acara puncak reuni. Kisah-kisah ini memang menarik, entah secara subjektif karena saya sendiri merupakan salah satu bagian dari alumni angkatan 1998 atau secara objektif melalui pandangan beragam dari pihak lain. Walakin, di sisi lain, perjalanan selama tiga bulan yang ditempuh oleh alumni angkatan 1998 in perlu dikaji secara serius mengingat beberapa hal.

Pertama, pandangan sebagian besar masyarakat Sukabumi dan di luar Sukabumi sangat antusias pada penjenamaan (branding) Surak, SMANSA Sukabumi 98 Reuni Perak. Orang lain memandang “kehebohan” jenama ini tersaji secara runtut baik di media sosial, media obrolan, dan dunia nyata.

Penjemanaan atau branding yang digagas oleh panitia reuni perak ini terus dialirkan pada berbagai media dan dipublikasikan pada saluran-saluran yang mudah diakses oleh khalayak. Jenama Surak menjadi lebih familiar dan mudah diterima oleh pikiran masyarakat Sukabumi ketika telah menghiasi dua papan billboard Lapang Merdeka dan Jl RA Kosasih.

Pemasangan billboard berukuran besar ini sebagai penanda keseriusan acara reuni perak angkatan 1998. Di sisi lain, menjadi salah satu pesan penting bagi para alumni yang ada di luar kota agar mereka segera Balik Kampung. Dengan nada tidak berlebihan, pemasangan billboard besar ini menjadi mercusuar bagi para alumni agar mereka menyadari dan mengenali jalan pulang untuk kembali ke daratan.

Kedua, kekaguman dari para guru SMA Negeri 1 Angkatan 1998 terhadap kegiatan pemberian bingkisan menjadi pengingat betapa serius para alumni dalam memuliakan guru-guru. Saya bersama beberapa teman seangkatan harus memetakan pendistribusian bingkisan kepada guru-guru yang masih jumeneng dan yang telah wafat.

Pemetaan ini mulai dari pencarian nama guru hingga alamat tempat tinggal mereka. Tak ayal, rata-rata para guru alumni angkatan 1998 menuturkan ucapan terima kasih karena angkatan 1998 ini dipandang sebagai pioner bagaimana seharusnya alumni dalam memperlakukan guru-guru mereka.

Ketiga, reuni perak alumni SMANSA angkatan 98 merupakan reuni terpanjang yang dilakukan secara daring dan luring. Hampir setiap hari sejak 6 Mei 2023 para alumni membicarakan hal terbaik untuk pelaksanaan reuni perak. Media obrolan selalu penuh sesak oleh perbincangan seputar reuni perak.

Sekitar 1.400 obrolan tertuang pada platform chat online. Sementara itu, secara luring atau di dunia nyata, sejak tanggal 20 Mei 2023, para alumni telah membentuk panitia reuni dengan salah satu gagasan dan tajuk utama kegiatan melanjutkan pembangunan masjid Ar-Rahmah SMA Negeri 1 Kota Sukabumi.

Tak ayal, terhitung sejak 22 Mei 2023, para alumni yang ada di Sukabumi sering melakukan pertemuan langsung dari mulai membahas pembangunan masjid secara detail, merencanakan acara reuni, hingga memperbincangkan hal yang dipandang remeh-temeh.

Intensitas pertemuan di SMA Negeri 1 Kota Sukabumi, pada akhirnya membuahkan hasil, menjalin komunikasi dan menyuguhkan kepercayaan kepada pihak sekolah, memperlihatkan kecintaan para alumni kepada almamaternya, hingga menjadikan salah satu fasilitas sekolah (gubuk bambu) yang terletak di hutan mini sekolah sebagai sekretariat panitia reuni.

Sekolah merupakan pusat kegiatan berbagai bidang yang berhubungan dengan pendidikan. Kesekretariatan yang dipilih berada di lingkungan sekolah oleh panitia reuni setidaknya telah membangunkan kembali ingatan masa lalu tentang almamater mereka.

Selama pembangunan masjid Ar-Rahmah telah muncul kesadaran dari panitia tentang jalan hidup yang telah mereka tempuh sejak lulus dari SMA Negeri 1 Kota Sukabumi. Saat melihat aktivitas para siswa SMA Negeri 1, berkas-berkas masa lalu kembali terbongkar, tiba-tiba sebagian besar panitia termasuk para alumni memutuskan untuk mengunjungi almamaternya pada suatu waktu.

Menghadirkan kembali masa lalu, menciptakan memorabilia dan nostalgia sudah tentu menjadi tugas seorang penulis, selama dua bulan lebih, saya secara telaten membuat dan menerbitkan tulisan-tulisan yang memiliki korelasi kuat dengan masa lalu para alumni.

Pembangunan masjid Ar-Rahmah sendiri sebetulnya merupakan salah satu pemantik bagaimana masa lalu harus dihadirkan kembali di masa kini. Disadari atau tidak, kehadiran masjid Ar-Rahmah di masa lalu bertepatan dengan kehadiran angkatan 1998 di SMA Negeri 1 pada 25 sampai 27 tahun lalu.

Masjid Ar-Rahmah sebagai sebuah persembahan alumni angkatan 1998 untuk almamater tercinta SMA Negeri 1 Kota Sukabumi menjadi tajuk dan pokok bahasan yang sering dituturkan baik oleh para alumni juga di lingkungan sekolah.

Apalagi, pembangunan masjid direncanakan berakhir pada 10 Agustus 2023, toch telah selesai pada 30 Juli 2023 dengan anggaran sekitar Rp 430 juta terdiri dari anggaran dalam bentuk uang dan selebihnya nilai dalam bentuk barang.

Pembangunan masjid Ar-Rahmah menjelang penyelenggaraan reuni perak angkatan 1998 notabene menjadi penanda penting tentang totalitas alumni dan wujud kecintaan mereka kepada almamater harus diteladani oleh alumni SMA Negeri 1 dan sekolah-sekolah lainnya.

Para alumni sendiri patut berbesar hati, sikap dan tindakan mereka telah dicatat oleh sejarah SMA Negeri 1 sebagai reuni perak yang berhasil dan sukses dilihat dari segi apapun. Mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan.

Tidak sekadar membangun komunikasi dengan sekolah, panitia juga membangun komunikasi dengan Pemerintah Kota Sukabumi, salah satu gagasan yang termanifestasi yaitu pertemuan panitia reuni dengan Kang Fahmi (Wali Kota Sukabumi).

Komunikasi seperti ini perlu dijalankan mengingat kepala daerah sebagai pupuhu Kota Sukabumi, alumni harus menyadari peran penting wilayah karatuan yang harus terjamah oleh orang-orang yang ada di wilayah karesian.

Keberhasilan dan kesuksesan reuni perak alumni SMA Negeri 1 Angkatan 1998 patut disanjung dan dibanggakan namun dengan memberikan ruang gerak bagi para alumni lain agar kekuatan yang muncul tidak menimbulkan efek primordial.

Apa yang harus dihadirkan dari mulai perencanaan hingga pelaksanaan reuni perak adalah menyadari bahwa untuk mewujudkan hal besar sangat memerlukan keterlibatan orang lain dan kehadiran daya dukung yang kuat. Tidak sekadar kekuatan jumlah alumni, juga kekuatan moral dan spiritual yang dapat menghubungkan antara nilai-nilai profan dengan immanent.

Kekuatan alumni tidak selalu ditentukan oleh jumlah atau kuantitas. Teman saya, Feri Firmansyah sering menuturkan kekuatan alumni angkatan 1998 terletak pada sikap tepa selira, tanpa direksi dan garis komando, melepaskan atribut-atribut dan subjek diri personal, mendahulukan sikap duduk sama rendah berdiri sama tinggi.

Di dalam sebuah komunitas yang bermula dari institusi pendidikan, sekumpulan siswa yang telah lulus melalui dera dan coba selama seperempat abad, alumni ada susunan partikel kecil yang saling mengikat, bekerja sama, dan saling menguatkan satu sama lain. Kecerobohan kecil pada satu detail, akan berdampak pada munculnya letupan hingga ledakan yang akan memporakporandakan susunan bangunan yang telah kokoh berdiri.

Dan sekadar untuk mengembalikan kembali asa dan cita 25 tahun lalu, dalam opini ini saya hanya cukup menuliskan beberapa bait sajak:  Jejak-jejak masih membekas// Menapaki ruang-ruang kelas yang dingin // Di selasar dan lorong antar kelas yang sunyi// Di bawah pohon pinus dan akasia yang  membisu.

Waktu tak pernah mau menunggu// Namun imaji kalian masih berdiri tegak// Di bibir lembah dibelai derai angin yang dingin// Derap langkah kalian masih terjaga// Membekas pada rerumputan yang tersapu jalan setapak .

Di bawah langit yang sama seolah segalanya berbeda// Kecuali dalam kenangan yang tetap terawat// Oleh bingkai-bingkai cita antara aku dan kalian// Dalam nyanyian asa pada lubuk harapan.

Di ujung waktu// Pada suatu masa// Setelah 25 tahun berlalu// Aku dan kalian akan kembali ke masa itu. ***

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *