Tahun Baru dengan J-20

Sampai tahun 1979 Tiongkok masih selalu menembaki Taiwan. Tiap hari. Menggunakan senjata berat. Yang ditempatkan di Pantai Fujian. Yang menghadap ke Taiwan. Yang tiap hari ditembaki itu adalah pulau kosong. Sengaja dikosongkan oleh Taiwan. Letaknya jauh sekali dari pulau Taiwan. Sangat dekat dengan daratan Tiongkok. Kalau kita lagi di Kota Amoy (Xiamen) bisa melihat pulau itu. Samar-samar. Kalau udara lagi cerah.

Justru pulau itu tidak bisa dilihat dari Taiwan. Jauh sekali. Satu malam pakai kapal. Tiongkok sendiri sengaja memilih menembaki pulau kosong. Agar tidak mengenai manusia. Apalagi manusia Taiwan. Sesama manusia Tionghoa. Padahal, kalau mau serius, Tiongkok bisa menembaki langsung Kota Kaoshiung. Kota terbesar kedua di Taiwan selatan. Penembakan harian itu memang hanya pura-pura. Hanya simbolis: bahwa Tiongkok masih terus dalam keadaan perang sipil.

Bacaan Lainnya

Perang sipil itu dulunya terjadi di seluruh Tiongkok. Tahun 1949. Antara Komunis (Gong Chang Dang) dengan Nasionalis (Guo Ming Dang). Kian lama komunis menang. Dipimpin Mao Zedong. Nasionalis terdesak. Dipimpin Jendral Chiang Kai-Shek. Mundur ke pertahanan terakhir: Kota Chongqing. Di tengah Tiongkok. Pertahanan terakhir itu pun diserbu. Nasionalis lari ke Pulau Taiwan. Tetap di bawah pimpinan Jenderal Chiang Kai-Shek. Mendirikan negara Taiwan.

Pengejaran terhadang laut. Komunis belum punya armada laut. Yang bisa mengejar jendralnya sampai Taiwan. Yang bisa dilakukan hanyalah menembakinya terus dari daratan Fujian. Ke sasaran pulau terdekat: pulau kosong itu. Yang dikosongkan itu. Penembakan harian itu tidak berpengaruh. Kian tahun Taiwan kian eksis sebagai negara. Ekonominya juga kian maju. Sangat sukses. Jadi idola baru. Dikelompokkan dalam tiga macan baru Asia: Korea Selatan, Singapura dan Taiwan.

Tiga-tiganya menjadi model baru untuk membangun ekonomi. Termasuk teori ‘memajukan ekonomi jangan melalui demokrasi’. Setelah ekonominya sangat maju barulah lahir demokrasi. Di Korea Selatan. Dan di Taiwan. Demokrasi murni. Dan berhasil. Muncullah teori baru: demokrasi akan lahir sendiri kalau ekonomi rakyatnya maju. Atau teori lain: demokrasi akan berhasil kalau rakyatnya sudah maju. Inti teori itu: majukan dulu ekonomi. Baru lahirkan demokrasi.

Dua-duanya berhasil. Ekonominya tetap maju. Saat demokrasinya juga berkembang matang. Korea Selatan dan Taiwan. Jadi laboratorium hidup untuk kemajuan ekonomi dan demokrasi. Tinggal Singapura yang masih belum berani memulai berdemokrasi. Semaju apa pun Tiongkok tetap menganggap Taiwan adalah bagian dari negaranya. Salah satu provinsinya. Hanya waktu itu belum punya kemampuan mengejar nasionalis sampai di sana. Tiongkok sendiri lantas berubah. Lebih fokus pada pembangunan ekonomi.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *