YAD Sekolah Tertua di Kota Sukabumi, Tiga Kelas Ambruk Tak Pernah Dapat Bantuan

Yayasan-Ahmad-Djuwaeni-Sukabumi
Salah satu guru di Yayasan Ahmad Djuwaeni memperlihatkan ruang kelas ambruk. Sekolah tertua yang berada di Jalan Veteran, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi ini sangat membutuhkan bantuan untuk pembangunan.(widi/radarsukabumi)

SUKABUMI – Kondisi bangunan sekolah Yayasan Ahmad Djuwaeni (YAD) di Jalan Veteran, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi sangat memprihatinkan. Sebagian besar gedung dan ruang belajar untuk siswa sudah tidak layak huni, bahkan tinggal menunggu ambruk.

Pantauan Radar Sukabumi, bangunan YAD ini banyak mengalami kerusakan termasuk ruang untuk belajar dan ruang guru. Terlihat kayu-kayu penyangga atau bangunan sudah mulai lapuk.

Bacaan Lainnya

Tidak hanya itu, plafon ruang kelas maupun ruang guru banyak yang bolong. Bahkan tiga ruang belajar sudah tidak bisa dipakai, karena atap ruang tersebut ambruk. Selain itu, atap sekolah kerap bocor pada musim hujan.

Ketua Yayasan Ahmad Djuwaeni Adnan Bsc mengatakan, sekolah yang sudah berdiri sejak tahun 1911 itu belum pernah mendapat bantuan renovasi dari pemerintah. Padahal, siswa yang ingin bersekolah di YAD cukup banyak, hanya saja kondisi sekolah sudah tidak memungkinkan.

“Sekolah Yayasan Ahmad Djuwaeni ini merupakan sekolah tertua di Kota Sukabumi, katakanlah ini sebagai cagar budaya karena kita berdiri itu di tahun 1911. Kemudian kita proses untuk diaktakan ke notaris itu kita akta nomor 1 di Sukabumi tahun 1965, karena ini bangunan lama jadi banyak yang sudah rapuh dan waktu ada gempa susulan dari Cianjur itu tiga ruangan kita ambruk akibat gemba susulan di Cianjur dan dari situ kita belum ada perhatian dari pemerintah sama sekali, padahal kita sudah mengajukan ke dinas provinsi, Disdkbud Kota Sukabumi dan Kemenag tetapi hingga saat ini belum ada renovasi sama sekali,” ungkap Ketua Yayasan Ahmad Djuwaeni, Adnan Bsc kepada Radar Sukabumi, Minggu (10/12/2023).

Adnan mengatakan, dampak dari ruang tak layak huni ini bukan hanya berdampak kepada keselamatan para siswa dan guru di sekolah tetapi juga berdampak pada menurunnya animo masyarakat untuk bersekolah di YAD ini. Diketahui, YAD memiliki tiga jenjang pendidikan yaitu MTs, MA dan SMA.

“Dulu kita ramai peminat karena kita juga menampung siswa-siswi dari panti asuhan atau keluarga tidak mampu, tetapi karena bangunan rusak ini kita juga mikir kembali untuk menerima banyak siswa bahkan tiga kelas itu sudah tidak bisa digunakan dan enam kelas lainnya atapnya sudah banyak yang keropos,” keluhnya.

Akibatnya, banyak ruangan yang tadinya digunakan untuk keperluan lain dipindah menjadi ruang kelas. Misal, untuk ruang guru ditukar menjadi ruang kelas dan ruang guru terpaksa menggunakan ruangan yang tidak layak huni.

Karena tidak ada pilihan ruang belajar lain, kegiatan belajar mengajar tetap berlangsung dengan fasilitas sarana dan prasarana seadanya.

Pihaknya berharap, gedung sekolah termasuk ruang belajar bisa segera diperbaiki oleh pemerintah, karena melihat kondisinya yang cukup memprihatinkan. Diakui, pihaknya sudah mengusulkan perbaikan selama satu tahun terakhir. Dari pihak terkait sudah turun langsung melihat kondisi sekolah. Hanya saja hingga saat ini, belum ada kepastian kapan akan diperbaiki.

“Sebagai instruksi dari presiden tentang pendidikan, karena lembaga kami ini berorientasi kepada pendidikan sebagaimana telah dikerjakan oleh para guru kami sebagai pendidik bertugas untuk mendidik peserta didik guru menjadi tokoh yang menjalankan nilai-nilai terpuji bagi siswanya,” tuturnya.

Kemudian, memperbaiki prilaku yang kurang bagus menjadi lebih bagus, sekarang hal seperti itu tidak akan terlaksana kalau fasilitas pendidikannya tidak memadai.

“Sedangkan pengawas dan lain sebagainya banyak yang ke sini, tapi tidak memperhatikan hanya kinerja teori-teori yang harus dilaporkan dan kami juga selama 10 tahun ini telah memohon proposal dari kepala sekolah tapi belum ada yang memperhatikan. Untuk itu mudah-mudahan mengacu atau merujuk intruksi presiden, pemerintah ada perhatian dan kalaupun tidak ada perhatian dari pemerintah mungkin ada dari para dermawan yang bersedia bersama-sama memajukan pendidikan di Yayasan Ahmad Djuwaeni,” pungkasnya. (wdy)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar

  1. Saya merasa prihatin mendengar kondisi sekolah YAD yang tidak mendapatkan perhatian dari pihak pihak terkait di Pemda Kota Sukabumi. Apalagi UAD merupakan sekolah tertua di Kota Sukabumi, pelopor lembaga pendidikan.
    Saran saya jangan putus asa teruslah ajukan bila perlu ke Pemda Jabar, bahkan ke Pusat sekalian