Masih Banyak Siswa Belum Pilih Prodi

Sejumlah pelajar mendengarkan pengumuman dalam salah satu kegiatan

JAKARTA – Masih cukup banyak calon pendatar SBMPTN 2019 belum memilih program studi (prodi) mana yang dilamar. Terlihat dari jumlah pelamar yang masih belum signifikan. Kondisi ini dimanfaatkan sejumlah bimbingan belajar (bimbel) untuk memberikan pendampingan dalam menentukan pilihan prodi.

Diantara bimbel yang sudah melakuan bimbingan adalah Bimbingan Tes Alumni (BTA) Group. Bimbel yang berbasis di Jakarta ini sudah mulai melakukan bimbingan kepada para siswanya sejak Senin lalu (10/6).

Bacaan Lainnya

Koordinator BTA-45 Surkam menuturkan secara keselurhan ada 1.250 siswa di BTA-45 yang bakal mendaftar SBMPTN 2019. ’’BTA-45 mayoritas anak-anak dari Tebet,’’ katanya.

Dia menjelaskan pada hari pertama ada 60 siswa yang memanfaatkan program bimbingan. Kemudian di hari kedua tercatat ada 70 siswa yang mengikuti bimbingan mencari prodi yang potensial untuk dilamar. Para siswa itu ada yang datang sendiri dan didapingi orangtuanya.

Surkam mengatakan dalam bimbingan tersebut siswa diajak untuk berdiskusi untuk memilih prodi mana yang bakal dituju. Dalam diskusi tersebut, pilihan prodi tentunya disesuaikan dengan nilai hasil ujian tulis berbasis komputer (UTBK) masing-masing.

Dia mengklaim bahwa rata-rata siswa di BTA mendapatkan nilai UTBK kelompok median atau rata-rata hingga ke atas.

Dia menjelaskan BTA memiliki semacam nilai referensi atau acuan. Nilai ini berfungsi untuk menakar seorang siswa berpotensi untuk mendaftar di prodi tertentu. ’’Misalnya untuk mendaftar prodi kedokteran, berapa nilai yang ideal,’’ katanya.

Sayangnya Surkam tidak bisa membeberkan rincian nilai acuan tersebut. Sebab menurut dia nilai acuan itu belum tentu cocok untuk siswa dari bimbel lainnya. Dia mengatakan nilai acuan tersebut diolah dari nilai kelulusan SBMPTN selama ini dan indikator-indikator lainnya.
Dengan adanya nilai acuan tersebut, minimal bisa memudahkan siswa dari BTA untuk memilih prodi

Pada prinsipnya Surkam mengatakan pilihan pertama diarahkan pada prodi yang benar-benar diminati dan dicita-citakan oleh sang anak. Entah itu kedokteran, teknik, sastra, atau keguruan. Kemudian untuk pilihan kedua ditujukan untuk memilih prodi yang memiliki peluang besar diterima.
Misalnya ada anak yang mendapatkan nilai UTBK tinggi dan bercita-cita menjadi dokter. Anak tersebut bisa memilih prodi pendidikan dokter di kampus papan atas seperti Universitas Indonesia (UI) atau sejenisnya. Kemudian pada pilihan kedua tetap prodi kedokteran, tetapi di kampus yang persaingannya tidak terlalu ketat.

Menurut dia dalam SBMPTN 2019 ini para bimbel tidak memiliki panduan. Karena benar-benar menggunakan sistem baru. Di mana pelamar melaksanakan ujian dahulu, baru kemudian nilainya digunakan untuk mendaftar.

Dia memperkirakan pada SBMPTN berikutnya lebih mudah memetakan nilai acuan untuk tiap-tiap prodi di seluruh perguruan tinggi. Acuannya berdasarkan nilai pelamar yang diterima dalam SBMPTN sekarang.

Wakil Ketua I Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) Joni Hermana menuturkan, nilai UTBK 1 dan 2 mana yang akan dipakai tidak dipilih oleh siswa. Sistem yang akan memilih ketika peserta mendaftar prodi PTN. Artinya, sistem yang akan memilah dan menghitung dari dua nilai UTBK itu secara otomatis.

”Mana yang nilainya lebih besar. Apakah itu UTBK 1 atau 2, nilai itulah yang akan dipakai,” tutur mantan rektor ITS Surabaya itu. Jadi, peserta tidak perlu bingung memilih prodi.

Joni hanya menyarankan, agar ketika memilih prodi disesuaikan dengan nilai subtes terbaik. ”Jika memilih pendidikan kedokteran, ya wajarnya nilai biologinya harus tinggi,” jelasnya.

(wan/han)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *