Guru Ngaji Harus Jawab Tantangan Zaman

SUKABUMI— Di era perkembangan zaman saat ini, guru ngaji dituntut untuk meningkatkan kualitasnya. Tidak hanya mampu mendalami ilmu agama, namun harus pandai menguasai Iptek dan menyesuaikan zaman. Sebab, generasi muda saat ini dinilai kritis, bahkan rasa ingin tahu mereka sangat besar.

“Saya berharap, melalui kegiatan Bimtek yang dilakukan oleh Bagian Sosia dan Sarana Keagamaan ini, para guru mampu menjawan tantangan zaman,” ujar Bupati Sukabumi, Marwan Hamami saat membuka Bimtek Guru Ngaji di Gedung Islamic Center Cisaat, kemarin (22/11).

Seorang guru sambung dia, memiliki peranan yang sangat vital bagi perkembangan peserta didiknya. Sebab, tanggung jawab untuk membentuk karakter anak bangsa tergantung pengajaran gurunya. Terlebih untuk meminimalisir degradasi moral yang saat ini sudah sangat merosot.

“Guru tidak bisa bekerja sendiri tanpa dukungan orang tua. Untuk itu, peran orang tua pun dituntut untuk memberikan perhatian lebih terhadap anaknya,” tambah Marwan.

Tidak hanya itu, orang tua pun harus memperhatikan kondisi yang terjadi pada guru ngaji tersebut. Tidak sedikit, guru ngaji hidup dalam kekurangan materi dan serba kesusahan. “Bagaimana mau revolusi mental, penghargaan kepada guru ngajinya tidak ada.

Guru merupakan tonggak bangsa untuk memajukan ahlak anak di masa depan, sehingga anak memiliki karakter qurani,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Bagian sosial dan keagamaan, Unang Sudarma menambahkan, pada Bimtek kali ini diberikan kepada 200 guru ngaji dari 23 kecamatan. Diakui dia, Bimtek ini merupakan gelombang pertama yang dilakukan.

“Setelah ini ada Bimtek lagi untuk guru ngaji yang berada di 24 kecamatan lainnya,”tambahnya.

Menurut Aang sapaan karib Unang Sudarman, gelaran Bimtek ini dinilai sangat efektif dalam memberikan pemahaman kepada para guru ngaji. Sehingga para guru bisa mengetahui persoalan yang akan dihadapi di era perkembangan zaman ini.

Namun, jika melihat efiseinsi jumlah masjid dengan guru ngaji yang mengikuti Bimtek, hal ini dinilai sangat kekurangan. Sehingga perlu adanya terobosan baru kedepannya.

“Masjid yang ada di Kabupaten Sukabumi ada sekitar 6.000 masjid. Idelanya, guru ngaji di setiap masjid ada dua orang. Jadi ini masih kekurangan,” pungkasnya. (why)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *