40 Persen Lulusan SMK Muhammadiyah Bekerja

Suasana pelepasan dan perpisahan siswa tahun ajaran 2019/2020 SMK Muhammadiyah Sukabumi.

RADARSUKABUMI.com – SMK Muhammadiyah Sukabumi meluluskan 128 siswa dari lima jurusan keahlian, dalam pelepasan dan perpisahan siswa tahun ajaran 2019/2020 di SMK Muhammadiyah Sukabumi, Jalan Syamsudin, Cikole, Kota Sukabumi.

Berbeda dengan perpisahan tahun sebelumnya, tahun ini dilakukan sederhana dan bergantian yaitu dilakukan selama lima hari sesuai jurusan keahlian yang ada di SMK Muhammadiyah. Hal itu dilakukan untuk mencegah kerumunan di tengah masa pandemi Covid-19.

Bacaan Lainnya

“Sebagai bentuk apresiasi kami terhadap murid yang akan meninggalkan sekolah kami mengadakan perpisahan, tentu dengan melakukan standar protokol kesehatan secara ketat mulai dari penggunaan masker, duduk berjarak, melakukan cek suhu tubuh hingga rajin melakukan penyemprotan disinfektan sebelum memulai acara,” ujar Wakasek Kesiswaan SMK Muhammadiyah Sukabumi, Yosep Firdaos saat ditemui Radar Sukabumi.

Dikatakan Yosep, perpisahan di SMK Muhammadiyah dilakukan secara bergantian selama lima hari mulai dari Senin (6/7) hingga Jumat (10/7). Masing-masing satu jurusan diisi oleh 26 siswa yang dibagi menjadi dua ruangan.

“Tidak ada persta-pesta hanya pembagian medali dan ijazah acara pun singkat, kita mulai pukul 07.30-09.30 WIB,” terangnya.

Namun meski begitu, pihaknya tetap bangga. Karena dari 128 siswa yang dinyatakan lulus, lebih dari 40 persen siswanya sudah terserap dan bahkan ada yang langsung bekerja di perusahan baik di dalam maupun luar Kota Sukabumi.

“Laporan terakhir yang kita terima sudah lebih dari 40 persen itu sudah terserap lapangan kerja, makanya ini tidak semua siswa bisa hadir karena mereka harus bekerja. Sementara 30 persen lainnya lebih memilih untuk melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi,” tuturnya.

Pada kesempatan itu, Yosep juga berpesan kepada para alumni agar menggunakan bekal keterampilan yang telah diterima selama menempuh pendidikan di SMK Muhammadiyah Sukabumi dengan bersungguh-sungguh di bidang masing-masing.

Selain itu diharapkan mereka bisa lebih mempersiapkan diri menghadapi new normal ini, bukan hanya mempersiapkan diri dengan kondisi kesehatan tetapi juga mempersiapkan karir dan pendidikan, sehingga mereka tidak berpangku tangan atau berpasrah diri.

“Yang penting kalau tidak bisa terserap dunia kerja, ciptakanlah lapangan pekerjaan,” ajaknya. (wdy).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *