varian Omicron Melonjak, Menteri Luhut Tegaskan Bahwa Usia 60 Tahun ke Atas Dilarang Keluar Rumah

vaksin Covid-19
Tenaga kesehatan menyuntikkan dosis ketiga vaksin Covid-19 kepada lansia saat vaksinasi booster Covid-19 di kawasan Poris Plawad, Tangerang, Banten, Jumat (21/1/2022). Pelaksanaan vaksinasi booster Covid-19 dari rumah ke rumah ini bertujuan untuk memberikan kemudahan bagi lansia mendapatkan dosis ketiga vaksin Covid-19. Foto: Dery Ridwansah/ JawaPos.com

JAKARTA — – Angka kematian akibat Covid-19 varian Omicron memang tidak setinggi varian Delta. Namun, pemerintah tetap harus memantau kenaikan angka kematian yang melonjak 14 kali lipat sejak awal Januari 2022. Perhatian utama tertuju pada warga lanjut usia (lansia) yang lebih rentan terpapar Omicron.

Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan, peningkatan kasus masih terus berlangsung hingga kemarin. Dia menyebutkan, kasus positif harian bisa mencapai 32 ribu, bahkan mungkin 40 ribu, sehari. Namun, Luhut juga menyatakan bahwa perawatan pasien-pasien positif itu terhitung cepat. ”Tapi, buat teman-teman yang umur 60 tahun ke atas, belum divaksin, dan punya komorbid, agar tidak keluar rumah dulu,” katanya kemarin (5/2).

Bacaan Lainnya

Menurut data, lanjut Luhut, mayoritas pasien meninggal belum divaksin dua kali. Lalu berusia sekitar 60 tahun dan memiliki komorbid atau penyakit penyerta. Karena itu, dia mengajak masyarakat untuk segera divaksin. Namun, yang sudah divaksin juga tidak boleh menganggap enteng. Sebab, Omicron bisa merusak tubuh. ”RS Jakarta terisi 15 persen. Banyak juga yang sudah keluar karena gejala ringan. Tapi, kalau di atas 60 tahun, segera dibawa ke rumah sakit atau isolasi terpusat,” tutur Luhut.

Tjandra Yoga Aditama, guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, mengatakan bahwa angka kematian harian sudah naik lebih dari sepuluh kali lipat. Artinya, pemerintah harus mulai serius meneliti penyebab kematian ini. ”Memang kenaikannya jauh lebih rendah dari tren peningkatan kasus. Tetapi, kejadian wafat kan amat menyedihkan dan tidak dapat tergantikan,” ujarnya.

Menurut Yoga, penting menganalisis varian mana yang mengakibatkan angka kematian naik. Dia mengatakan, patut diwaspadai jika ternyata kematian banyak disebabkan varian Delta. Karena itu, perlu digali apakah memang jumlah pasien varian Delta meningkat sehingga ada peningkatan kematian. ”Di sisi lain, kalau kematian akibat varian Omicron, tentu perlu digali kenapa varian Omicron sampai menimbulkan kenaikan kematian seperti ini,” ucapnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *