Ridwan Kamil dan Tokoh PKS Borong Gabah dari Petani Muda Karawang

Ridwan Kamil
Habib Salim Segaf Al Jufri bersama Ridwan Kamil saat panen padi di Karawang, Jawa Barat/Ist

JAKARTA — Pentingnya regenerasi di kalangan petani untuk melahirkan petani milenial terus digelorakan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Sebab, data Badan Pusat Statistik (BPS) mencacat sebanyak 60,8 persen petani di Indonesia berusia di atas 45 tahun.

Demikian disampaikan Ketua Majelis Syura PKS Salim Segaf Al Jufri dalam keterangannya pada sarasehan dengan seluruh petani di seluruh Indonesia secara daring sebagai bagian dari Peringatan Hari Tani 2021, bersama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Selasa (28/9).

Bacaan Lainnya

Dalam kesepakatan itu, Habib Salim ikut memborong 10 ton gabah kering dari petani muda di Desa Pasir Tanjung, Lemah Abang, Kabupaten Karawang.

“PKS mendorong Pemerintah untuk memberikan akses permodalan dan insentif bagi profesi petani sehingga menarik generasi muda menjadi petani. Saat ini, regenerasi petani berjalan lambat dan berakibat pada banyaknya petani dengan usia lanjut,” ujar Salim.

Salim juga berpesan agar negara melindungi petani dengan tujuan utama meningkatkan kesejahteraan petani.

Ia meminta tata niaga komoditas pertanian harus berpihak pada kepentingan petani. Kata Habib Salim, harus ada kebijakan agar harga tetap stabil sehingga petani tidak menanggung rugi terutama saat panen.

“Jangan ada lagi impor beras justru saat panen raya. Negara harus melindungi petani. Ini tanggung jawab pemerintah membantu petani sesuai amanat UU 19/2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani,” sebut dia.

Salim menekankan, masa depan dunia adalah ketahanan pangan. Indonesia memiliki potensi luar biasa dari sektor pertanian sehingga ke depan bisa menjadi negara besar jika keberpihakan terhadap petani dilakukan.

“PKS pernah mengirim Pak Anton Apriantono sebagai Menteri Pertanian dan berhasil melakukan swasembada beras sehingga tak perlu impor beras,” paparnya.

Gubernur Ridwan Kamil mengamini jika masa depan dunia adalah food security. Jawa Barat, papar dia, sudah surplus produksi padi dan bahkan bisa mengirim 1 ton lebih untuk nasional.

“Kita sudah ujicoba metode baru di Jabar, kalau biasanya satu hektare bisa menghasilkan 5-6 ton, dengan metode baru bisa 10-11 ton dan ini sudah berhasil di tiga kabupaten,” ungkap pria yang akrab disapa Kang Emil ini.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *