Sehati Terjunkan Personel di Banjir Demak

Sehati Gerak Bersama
Salah seorang personel Sehati Gerak Bersama saat membatu salah seorang anak yang terjebak banjir di Kabupaten Demak Jawa Tengah

CITAMIANG– Yayasan kemanusiaan Sehati Gerak Bersama kembali menerjunkan personelnya untuk membantu korban bencana banjir di Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah. Rencananya, pada Jumat (16/2) ini, sejumlah personel akan diberangkatkan.

Ini merupakan kloter kedua, setelah sebelumnya tiga orang personel ikut diperbantukan dalam misi kemanusiaan itu.

Bacaan Lainnya

Founder Sehati Gerak Bersama, Andri Kurniawan atau yang akrab disapa Abah Zein mengatakan, kali ini pihaknya tidak hanya membantu evakuasi, tetapi akan menyalurkan bantuan berupa makanan dan obat-obatan, sekaligus membuka dapur umum bagi warga yang membutuhkan.

Di mana, saat ini kondisi korban banjir sangat mengkhawatirkan dengan jumlah korban yang mengungsi sekitar 21 ribu orang sesuai data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

“Dari hasil assesment personel kami di lapangan, saat ini warga sudah banyak yang mengalami penyakit kulit,” ujar Abah Zein kepada Radar Sukabumi, Rabu (14/2).

Sehati sambung dia, masih membuka donasi bagi warga Sukabumi atau di luar Sukabumi yang ingin membantu para korban, dengan menyalurkan bantuannya melalui Rekening Sosial Kemanusiaan BRI 009201001150566, BSI 7186554307, Mandiri 1820007847387, OVO 08118811379, A.n Sehati Gerak Bersama Konfirmasi Melalui Jhttps://bit.ly/2CIpVpH.

“Berapa pun donasi yang diberikan, semoga bisa bermanfaat bagi korban,” imbuh dia.
Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan, jumlah pengungsi korban banjir Demak, hingga Selasa (13/2), mencapai 21 ribu orang.

BNPB memastikan terus melakukan pendampingan hingga bencana banjir yang melanda sejak Kamis (8/2) itu tuntas teratasi.

Kepala BNPB Letjen Suharyanto mengatakan, banyaknya pengungsi dalam kejadian itu mencatatkan banjir Demak sebagai bencana dengan jumlah pengungsi terbanyak di awal tahun 2024.

“Meskipun kemarin, Deputi 1 Sistem dan Strategi BNPB telah datang dan memberikan bantuan dana operasional dan permakanan, pekerjaannya (BNPB) belum selesai. Harus sampai tuntas, baik sebelum, selama, dan sesudah (kejadian bencana),” ujarnya, Selasa (13/2).

Suharyanto mengatakan, pengungsi menjadi prioritas penanganan darurat pada banjir Demak. Pihaknya sepakat dengan Pemkab Demak untuk serius memenuhi kebutuhan dasar pada pengungsi yang tersebar di 59 titik pengungsian.

Mereka juga akan mendorong Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) segera menyelesaikan penanganan terhadap tanggul yang jebol, salah satunya di Desa Ngempik Wetan, Kecamatan Karanganyar.

“Agar pekerjaan perbaikan tanggul berjalan optimal, akan dipertibangkan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk mengurangi intensitas hujan,” paparnya.

Dari tinjauan lapangan diketahui, ada sebilan titik jebolnya tanggul Sungai Wulan. Kondisi ini memicu air sungai masuk dan menenggelamkan permukiman hingga ketinggian air mencapai 3 meter. Banjir Sungai Wulan juga memutus arus lalu lintas Jalan Pantura Demak-kudus akibat ketinggian air mencapai 1,5 meter.

Sejumlah truk pun masih terjebak di jalur ini. Air juga menggenangi lahan pertanian hingga seluas 2.965 hektar. “Setiap pekan kami evaluasi, jika nanti tanggul sudah selesai ditutup oleh PUPR maka selanjutnya memikirkan genangan ini untuk disedot dan dikembalikan ke sungai,” ujarnya. (*/why)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *