Penjualan Daging Babi Lesu

WARUDOYONG – Meski perayaan Natal tahun ini tinggal menghitung hari, namun tingkat penjualan daging babi di Pasar Gudang, Kota Sukabumi, masih menunjukan kondisi yang lesu. Sejumlah pedagang meyakini, lonjakan permintaan kebutuhan pangan hewani tersebut akan terjadi pada H-1 perayaan natal.

Berdasarkan pantauan Radar Sukabumi, suasana di kawasan penjualan daging babi yang berada di Gang Peda pada Rabu siang (20/12), masih tampak lengang. Hanya beberapa kios penjualan daging babi saja yang terlihat melayani calon pembelinya yang umumnya berasal dari kalangan warga keturunan Tionghoa.

Sementara pedagang daging lainnya lebih banyak memanfaatkan waktu luang hanya untuk merapihkan barang dagangannya.

“Sampai saat ini belum ada peningkatan yang signifikan terhadap permintaan daging babi. Biasanya lonjakan permintaan dari konsumen terjadi sekitar sehari sebelum natal,” ujar salah seorang daging babi Irwanto (72) saat diwawancarai Radar Sukabumi, kemarin.

Dia mengatakan pada saat terjadi peningkatan permintaan daging babi, satu orang pedagang mampu menjual hingga tiga ekor babi dalam satu hari. Sementara dalam kondisi normal, jumlah daging babi yang terjual paling tinggi hingga dua ekor.

“Sudah beberapa hari terakhir ini harga penjualan daging babi masih berkisar Rp85 Ribu untuk satu Kilogram. Dimungkinkan harga tersebut akan mengalami kenaikan, terutama semakin dekatnya perayaan natal,” ungkap Irwanto. Kenaikan harga tersebut biasanya dipicu akibat semakin berkurangnya stok daging babi di tingkat pedagang, sementara jumlah permintaan masyarakat akan kebutuhan daging jenis ini kian menjulang.

Berdasarkan data Dinas Pertanian, Peternakan dan Ketahanan Pangan (DP2KP) Kota Sukabumi tahun 2015 silam menunjukan tingkat kebutuhan daging babi untuk warga nonmuslim mencapai 250 kilogram setiap harinya. Pada umumnya, daging babi yang dipasarkan di wilayah Kota Sukabumi berasal dari luar daerah seperti Bogor dan Tanggerang.

Untuk menghindari bercampurnya antara daging babi dengan daging hewan ternak lainnya, pemerintah daerah telah menetapkan satu lokasi untuk penjualan daging babi yakni yang berada di sekitaran Gang Peda. Keberadaan pusat penjualan daging itu sudah berlangsung selama bertahun-tahun.

Sementara itu di sisi lain harga komoditas sayuran secara perlahan terus mengalami kenaikan yang signifikan. Penyebab terjadinya kenaikan harga sayuran dikarenakan pengaruh cuaca yang kurang baik, sehingga pasokan sayuran ke pasar drastis menurun.

Menurut salah seorang pedagang sayuran, Uret (65 tahun), beberapa komoditas sayuran yang mulai mengalami kenaikan sejak beberapa hari terakhir ini antara lain Paprika dari harga Rp60 Ribu per Kilogram naik menjadi Rp70 Ribu per Kilogram. Begitu juga dengan Brokoli yang sebelumnya dijual seharga Rp20 Ribu per Kilogram, kini menjadi Rp25 ribu per Kilogram.

“Daun Caisim juga turut mengalami kenaikan. Sebelumnya sayuran jenis ini hanya seharga Rp4 Ribu per Kilogram, tapi sudah beberapa waktu terakhir harganya melonjak menjadi Rp6 Ribu per Kilogram,” ungkap Uret. (cr17/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *