Mengintip Kegiatan di Lapas Kelas II B Nyomplong, Kota Sukabumi

“Alhamdulillah saya sangat terbantu sekali dengan adanya program pembuatan bakso ini, saya punya kegiatan yang bisa menghasilkan uang,”tutur salah satu WBP Lapas Kelas II B Nyomplong, Kota Sukabumi, Fitra Awaludin (32) yang ditemui Radar Sukabumi, selasa (9/1).

Selama sepuluh hari lamanya, Fitra mengikuti pelatihan pembuatan bakso. Setelah itu, dirinya langsung mahir membuat si bola yang menjadi idola itu. Mulai dari mengadon hingga mencetaknya. Saking sudah mahirnya, dalam sehari ia bisa menghasilkan ribuan bakso.

Bacaan Lainnya

“Kami tidak mendapat kesulitan dalam hal penjualannya, mungkin karena rasanya yang khas ya sebab kami mengutamakan kualitas bakso yang bisa membedakan dengan bakso lainnya,” akunya.

Fitra berencana akan terus mengembangkan kepiawaiannya dalam membuat bakso. Sebab sangat menguntungkan. Bagaimana tidak, dirinya mampu meraup keuntungan hingga Rp800 ribu per hari.

“Keuntungan ini di luar dari pada modal, insya Allah akan terus mengembangkan bakso ini,” paparnya.

Kepala Keamanan Lapas II B Nyomplong, Alviantino didampingi Kepala Seksi (Kasi) Pembinaan, Tahar A. Syukur menuturkan, di tahun ini menargetkan produksi bakso menjadi langkah preventif untuk membuka pekerjaan bagi warga lapas. Sehingga WBP memiliki kegiatan yang dapat menghasilkan rupiah.

“Tentu menjadi langkah strategis dalam memberdayakan WBP, sebab mereka bisa berkreasi hingga menghasilkan uang sendiri,” tuturnya.

Upaya tersebut menjadi cara jitu bagi lapas, untuk mencegah agar WBP tidak kembali lagi terjun ke jalan negatif.

Sedikitnya ada 30 WBP yang dilibatkan dalam produksi bakso. Semua warga binaan lapas bisa ikut memproduksi bakso, hanya saja terlebih dahulu harus ikut latihan cara bagaimana membuat bakso yang benar.

“Karena cara pembuatannya tidak mudah, perlu latihan secara intens untuk menghasilkan bakso yang memiliki rasa khas dan berkualitas,”terang Alviantino.

Dengan adanya program pemberdayaan itu, selama berada di lapas tidak sedikitit para WBP mampu menghasilkan rupiah dan tidak ketergantungan kepada keluarga lagi.

Dalam memproduksi bakso, pihaknya tidak hanya melibatkan WBP tapi juga merangkul warga sekitar lapas. “Bahkan kita akan menjalin kerjasama dengan dua fakultas di Kota Sukabumi,” imbuhnya.

Pelatihan-pelatihan terus digencarkan, khususnya bagi WBP yang berminat mengikuti usaha ini. Selain itu, uji coba tengah dilakuan di Pas Mart yang berada di samping lapas.

“Bersyukur, hasilnya memuaskan karena penjualan selalu laris dan terjual habis setiap harinya. Saya harap, produksi bakso ini bisa dimanfaatkan oleh semua elemen sehingga bisa terus berkembang,” tutupnya.(*/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *