DPMPTSP Kota Sukabumi Galakan Sosialisasi OSS RBA

Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Sukabumi
Petugas DPMPTSP Kota Sukabumi, saat memberikan pelayanan kepada masyarakat

SUKABUMI — Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Sukabumi, berupaya menggencarkan perizinan berusaha terintegrasi secara elektronik berbasis resiko Online Single Submission Risk Based Approach (OSS RBA) kepada para pelaku usaha disetiap keluarahan.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Sukabumi, Didin Syarifudin menjelaskan, sosialisasi OSS RBA ini penting dilakukan karena OSS sendiri telah melalui tiga kali perkembangan sejak 2018 silam.

“Karena 0SS RBA ini diluncurkan Presiden Joko Widodo pada 9 Agustus 2021, sehingga sosialisasi masih kami lakukan setelah 0SS melalui tiga kali perkembangan sejak 2018,” kata Didin kepada Radar Sukabumi, Rabu (20/4).

Sosialisasi OSS RBA ini, lanjut Didin, menyasar para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang berada disetiap keluarahan agar bisa memahami penggunaan aplikasi dan proses pendaftaran usaha.

“Dalam sosialisasi ini, kami juga beri pendampingan kepada para pelaku usaha untuk menginput syarat yang dibutuhkan, proses mengapload hingga mendapatkan pemberitahuan,” ujarnya.

Menurutnya, saat ini pemerintah menjadikan OSS sebagai satu-satunya portal untuk pelaku usaha mengajukan perizinan bisnis. Selain OSS, izin usaha yang dilakukan akan dianggap ilegal.

“OSS RBA kini membagi pengajuan perizinan usaha berdasarkan risiko. Hal ini diharapkan dapat membuat OSS menyesuaikan dengan risiko usaha yang bersifat dinamis. Satu yang paling penting, RBA ini bersifat dinamis.

Risiko akan selalu berubah, tapi bisa dimitigasi dengan perkembangan teknologi sehingga kita akan terus adaptasi dengan teknologi,” bebernya.

Didin menuturkan, sejauh ini antusias masyarakat terhadap kehadiran OSS RBA cukup baik karena tanpa biaya dan memudahkan bagi para pelaku usaha.

“Alhamdulillah tanggapannya cukup bagus karna tanpa biaya dan bila mengalami kesulitan dalam mengisi pesyaratan kami bantu.

Namun, yang menjadi kendala mungkin karena tidak setiap orang dapat menggunakan gadget nya dan masih keterbatasan tentang teknologi sehingga mereka banyak kami bantu untuk mendapatkan perizinannya,” pungkasnya. (bam)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *