Pergerakan Tanah di Pasir Suren Sukabumi, Satu Rumah Rusak Berat

Pergerakan-Tanah-Sukabumi
Kondisi rumah warga Kampung Nyalindung, Desa Pasir Suren, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi yang rusak akibat pergerakan tanah.

SUKABUMI – Bencana pergerakan tanah kembali terjadi di Kampung Nyalindung, Desa Pasir Suren, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. Kali ini, akibat pergerakan tanah tersebut satu rumah warga rusak berat.

Informasi yang diperoleh, bencana pergerakan tanah itu terjadi pada Selasa (07/06/2022) sekitar pukul 14.30 WIB. Satu rumah warga milik Bayu Megantara, pada bagian dindingnya hancur dan terpaksa korban harus mengungsi ke rumah kerabatnya.

Bacaan Lainnya

Petugas Penanggulangan Kebencanaan Kecamatan (P2BK) Palabuhanratu Ujang Nuryaman mengatakan, tidak ada korban jiwa maupun korban luka akibat pergerakan tanah itu. Hanya saja, korban mengalami kerugian materi akibat dinding rumah milik Bayu Megantara ambruk.

“Itu kejadiannya kemarin, menjelang sore saya dapat laporan, ada satu unit rumah permanen ambruk bagian didingnya di samping kanannya. Katanya akibat pergerakan tanah,” kata Ujang Nuryaman, Rabu (08/06/2022).

Ujang Nuryaman menjelaskan, meskipun tidak ada korban, namun akibat pergerakan tanah tersebut sejumlah barang dalam satu rumah yang dihuni oleh 5 jiwa itu mengalami kerusakan, seperti peralatan dapur dan alat elektronik lainnya.

Akibat pergerakan tanah tersebut, pemilik rumah saat ini terpaksa mengungsi ke rumah keluarga terdekatnya atau ke tempat yang lebih aman. Sebab rumahnya rusak berat. “Saat ini kebutuhan mendesak sembako dan material bangunan untuk perbaikan rumah kembali,” jelasnya.

Lanjut Ujang, adapun untuk upaya penanganan sementara, warga serta aparat pemerintah setempat dan unsur terkait lainnya telah melakukan gotong royong guna pembersihan material bangunan ambruk akibat pergerakan tanah.

“Kami bersama perangkat desa, kecamatan, koramil, polsek, satpol PP dan relawan telah meninjau lokasi kejadian dan memberi imbauan kepada masyarakat untuk tetap waspada, karena khawatir terjadi pergerakan tanah kembali,” tandasnya. (cr2/radar sukabumi).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *