Pabrik Aqua Mekarsari Sukabumi Kembangkan Pertanian Ramah Lingkungan

Aqua Mekarsari
BERCOCOK TANAM : Siswa Sekolah SD Negeri 2 Cisaat saat praktek Bercocok Tanam di kawasan pertanian ramah lingkungan di Kampung Papisangan, Desa Caringin, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi yang dikembangkan Pabrik Aqua Mekarsari.

SUKABUMI — Dengan kerjasama dengan mitra pelaksana Negeri Ternak Indonesia, Pabrik Aqua Mekarsari mengembangkan agribisnis dan agroeduwisata pertanian ramah lingkungan di Kampung Papisangan, Desa Caringin, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi.

Koordinator CSR Pabrik AQUA Mekarsari Beni Satyahadi, mengatakan Pabrik Aqua Mekarsari mulai mengembangkan sistem pertanian terpadu yang ramah lingkungan sejak tahun 2018. Sejak saat itu pihaknya bersama mitra pelaksana berupaya mengubah kebiasaan para petani agar dapat mulai menggunakan pupuk organik di lahan masing-masing.

Bacaan Lainnya

“Alhamdulillah hingga tahun 2022 konversi lahan padi konvensional menjadi lahan padi sehat di Kampung Papisangan sudah mencapai 18.643 meter persegi. Hal itu sejalan dengan semakin menurunnya penggunaan pupuk kimia,” jelas Beni dalam rilisnya.

Untuk mendukung pengembangan pertanian sehat tersebut Pabrik AQUA Mekarsari juga mengembangkan pembuatan pupuk organik cair, pemanfaatan kotoran kambing sebagai bahan pembuatan kompos, dan pemanfaatan gulma serta rumput-rumpatan untuk menyuburkan tanah.

“Hal itu ternyata berhasil meningkatkan kesuburan tanah. Kini Kampung Papisangan pun menjadi pusat informasi pengembangan pertanian sehat dan menjadi tempat pengembangan agribisnis dan agroeduwisata,”tambahnya.

Sementara itu Kepala Sekolah SD Negeri 2 Cisaat Eni Kusrini saat mendampingi anak-anaknya berwisata dan bercocok tanam pada pertengahan bulan September tersebut menambahkan, bahwa murid-muridnya sudah beberapa kali berkunjung.

“Kawasan Agrowisata ini cocok dengan program di sekolah kami, yaitu bagaimana para murid dapat langsung belajar tentang pertanian ramah lingkungan dari para ahli dan langsung di alam terbuka. Setelah pulang dari sini, para murid akan menerapkannya di sekolah kami dan nantinya di rumah masing-masing.”jelasnya.

Banyak murid dan kelompok tani dari Kecamatan Cicurug dan sekitarnya yang telah berkunjung ke Kampung Papisangan. Mereka semua datang untuk belajar tentang pertanian ramah lingkungan sambil menikmati alam nan indah dan terjaga baik di Kampung Papisangan.

Selain itu, para ibu dan pemuda setempat ikut menjadi pemandu yang memberikan penjelasan tentang berbagai kegiatan di Kampung Papisangan kepada para tamu yang berkunjung.

“Kunjungan dari berbagai kalangan ke Kampung Papisangan tentu membuat berbagai pihak di Kampung Papisangan ikut berbenah. Mulai dari para ibu yang dulunya hanya fokus membantu pekerjaan di rumah saja, kini mereka telah membentuk Kelompok Wanita Tani (KWT) yang kini membuat produk-produk UMKM berupa jajanan pasar berbasis sayuran, lele dan jamur, “tambahnya.

Siti Hanifa (10) siswi kelas IV Negeri  2 Cisaat merasa senang bisa berkunjung ke lokasi tersebut meski harus melewati jalan berliku-liku yang menanjak dan menurun.

Melihat proses budi daya jamur tiram
Melihat proses budi daya jamur tiram

“Ternyata memang menyenangkan. Kami dapat belajar menanam pohon di polybag, melihat proses budi daya jamur tiram, proses pengembangbiakkan lele dengan sistem bioflok, belajar membuat pupuk organik cair, menanam padi, pengolahan kotoran kambing menjadi kompos, dan tentu saja bertanya jawab dengan para pendamping lapangan di Kampung Papisangan, “jelasnya.

Manager Danone Indonesia Budi Raharjo yang menginisiasi program pertanian ramah lingkugan di Kampung Papisangan ini sejak tahun 2018. Menurutnya, Kehidupan di Kampung Papisangan terus berputar. Program pertanian ramah lingkungan inisiatif Pabrik AQUA Mekarsari pun terus berlangsung.

Hal itu membawa manfaat nyata untuk peningkatan kesuburan tanah di kampung yang berjarak sekitar 2 kilometer dari Pabrik AQUA Mekarsari ini, hasil pertanian juga semakin meningkat, dan tentu saja menambah peningkatan pendapatan masyarakat melalui kunjungan para tamu, serta turut serta menanamkan kecintaan pada dunia pertanian kepada generasi muda sejak sedini mungkin.

“Alam tetap lestari dan masyarakat semakin bersemangat mengelola alam dengan cara yang lebih baik, “jelasnya. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *