Krisis Air Bersih, BPBD Kabupaten Sukabumi Suplai 3 Tangki per Hari

BPBD Kabupaten Sukabumi
Petugas BPBD Kabupaten Sukabumi dan PMI Kabupaten Sukabumi, saat menyuplai air bersih di wilayah Kecamatan Cisaat,

SUKABUMI – Fenomena El Nino tampaknya telah berdampak buruk terhadap ketersediaan air bersih di Kabupaten Sukabumi. Bahkan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, mengklaim saat ini lebih dari lima kecamatan yang tersebar di Kabupaten Sukabumi, yang mengalami krisis air bersih.

Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Sukabumi, Wawan Godawan Saputra kepada Radar Sukabumi mengatakan, pada musim kemarau tahun ini, ada beberapa kecamatan yang menginformasikan atau melaporkan kepada BPBD Kabupaten Sukabumi, terkait dengan kekurangan air bersih.

Bacaan Lainnya

“Ini pemahamannya yang mungkin harus dipersepsikan yang sama kaitan dengan kekeringan dan kekurangan air bersih,” kata Wawan kepada Radar Sukabumi, belum lama ini.

Dari sejumlah kecamatan yang mengalami krisis air bersih ini, rata-rata mereka ingin di suplai air bersih dari BPBD Kabupaten Sukabumi. Karena suplai air bersih yang mereka gunakan sehari-sehari. Seperti sumur mungkin berkurang. “Memang sewaktu kita chek ke lapangan, sumber airnya ada. Hanya saja ada penyusutan debit air,” tandasnya.

Untuk itu, saat mendistribusikan air bersih petugas BPBD Kabupaten Sukabumi kerap sekali mengedukasi masyarakat, terkait agar bagaimana mereka bisa menghemat penggunaan air bersih. “Itu sudah sering kali kita sampaikan kepada mereka sambil juga kita memberikan suplai air bersih,” bebernya.

Untuk menutupi kebutuhan masyarakat pada konsumsi air bersih, BPBD Kabupaten Sukabumi telah bekerjasama dengan sejumlah pihak. Seperti PMI Kabupaten Sukabumi dan perusahaan. Salah satunya Aqua untuk di wilayah Kecamatan Cicurug.

“Sekarang untuk suplai air bersih perhari, ada sekitar 3 tangki. Nah, 2 tangki dari BPBD dan 1 tangki dari PMI Kabupaten Sukabumi.
Cicurug kita kolaborasi dengan Aqua kita suplai untuk operasional dan lainnya,” imbuhnya.

“Setiap hari memang kita 1 trip menyumpai air bersih itu, karena keterbatasan dengan kendaraan yang ada. Sehingga, kita tidak bisa memporsir kendaraan itu untuk selalu menyuplai. Terlebih, medan yang dilalui juga lumayan jangkauannya jauh,” ujarnya.

Ketika disinggung mengenai, jumlah pasti dan wilayah kecamatan mana saja yang saat ini terdampak mengalami krisis air bersih. Wawan menjawab, bahwa semua data terkait kebencanaan berikut data kekeringan pada musim kemarau tahun ini, berada di Pusdalops. Namun demikian, ia memastikan jumlahnya lebih dari lima kecamatan dan mayoritas berada di wilayah Sukabumi Utara.

“Dari semua wilayah yang rawan yang masuk pada data base BPBD Kabupaten Sukabumi itu berada di wilayah Utara dan lebih dari 5 kecamatan yang sudah masuk kategori krisis air bersih,” tandasnya.

“Sementara, berkaitan dengan status kekeringan di wilayah Kabupaten Sukabumi, belum masuk pada kategori tanggap darurat, dan kita masih menunggu keputusan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat, karena prosesnya harus berjenjang juga,” pungkasnya. (Den)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *