Jasad Perempuan Tanpa Identitas di Cisolok di Autopsi  Tim Forensik RSUD R Syamsudin

HENDAK DIAUTOPSI : Petugas medis saat mengevakuasi jenazah perempuan tanpa identitas saat hendak dilakukan autopsi di RSUD R Syamsudin Kota Sukabumi pada Minggu (18/06).(FOTO : DENDI/RADAR)
HENDAK DIAUTOPSI : Petugas medis saat mengevakuasi jenazah perempuan tanpa identitas saat hendak dilakukan autopsi di RSUD R Syamsudin Kota Sukabumi pada Minggu (18/06).(FOTO : DENDI/RADAR)

SUKABUMI — Jasad seorang perempuan tanpa identitas yang ditemukan di wilayah Kampung Pasir Randu, Desa Pasir Baru, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, di autopsi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) R Syamsudin Kota Sukabumi, pada Minggu (18/06).

Korban yang ditemukan dengan kondisi membusuk pada Sabtu (17/06) sekira pukul 09.00 WIB oleh seorang warga yang tengah mencari telur semut (kroto, red) di dekat sebuah vila, Cisolok, tepatnya di kawasan tebing area sungai yang kering dengan hamparan batu dan pohon bambu itu, sempat menggemparkan warga setempat.

Bacaan Lainnya

Dokter Spesialis Forensik RSUD R Syamsudin Kota Sukabumi, Nurul Aida Fathia mengatakan, tim forensik telah mencurigai adanya perlukaan di sebagian kujur jenazah tanpa identitas tersebut.

“Jenis kelaminnya, perempuan ya. Memang kita mencurigai adanya perlukaan pada tubuh jenazah itu. Udah kita ambil bagian kulitnya untuk dijadikan pembuktian apakah, luka tersebut akibat gigitan binatang apa akibat luka lain,” kata Nurul kepada Radar Sukabumi usia melakukan autopsi di RSUD R Syamsudin Kota Sukabumi pada Minggu (18/06).

Masih kata Dokter Nurul, yang menjadi perhatian atau kecurigaan tim forensik pada tubuh jenazah perempuan tersebut, terdapat pada bagian mulut dan leher korban.

“Iya, kita curigai itu bagian yang paling rusak, yang paling banyak belatungnya itu dari dasar mulut sampai leher,” paparnya.

Berat badan perempuan tersebut, diperkirakan mencapai 70 kilogram. Sementara, untuk pakaian terakhir ia ditemukan warga, jasad korban menggunakan seperti baju olahraga muslim, celana jogger ukuran XXL.

“Proses autopsi berlangsung sekitar lima jam. Selain mengambil sampel di bagian dasar mulut dan leher, kami juga menyerahkan beberapa sampel organ dalam ke laboratorium Fakultas Kedokteran Unjani, Bandung,” paparnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *