Irigasi Cicatih Jebol *Ratusan Hektar Sawah Terancam Gagal Panen

SUKABUMI – Ratusan hektar lahan pertanian padi di Desa Sukamaju, Kecamatan Cikembar, terancam gagal panen.

Pasalnya, saluran irigasi Cicatih yang berfungsi untuk mengairi lahan pesawahan di wilayah tersebut jebol akibat di terjang longsor pekan lalu.

Bacaan Lainnya

Berdasarkan informasi yang dihimpun Radar Sukabumi, irigasi Cicatih yang mengairi lahan pertanian dua desa yakni, Desa Sukamaju dan Cimanggu ini ambruk setelah wilayah tersebut dilanda hujan deras.

Akibatnya, dinding setinggi 10 meter ambruk dan menerjang tanggul saluran irigasi hingga jebol sepanjang 15 meter dengan kedalaman sekitar 10 meter.

Ketua Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) Desa Sukamaju dan Desa Cimanggu, Iwan Hendiawan menjelaskan, akibat jebolnya tanggul saluran irigasi itu, lahan pertanian padi di Desa Sukamaju tidak bisa bercocok tanam sebagaimana mestinya.

“Karena air yang disalurkan melalui irigasi Cicatih tidak sampai ke lahan pesawahan warga.

aqKarena jarak dari lokasi tanggul jebol ke lahan pertanian Desa Sukamaju berjarak sekitar 4 kilometer,” jelas Iwan kepada Radar Sukabumi, Rabu (22/11).

Jebolnya saluran irigasi Cicatih ujar Iwan, selain menghambat terhadap saluran air pertanian juga telah menghantam sejumlah petak sawah yang lokasinya berada di bawah saluran irigasi.

“Beruntung saat kejadian tidak ada petani yang bekerja di sawah.

Sehingga saat tebing itu longsor dan menggerus tanggul, sejumlah material berupa batu, tanah dan tembok hanya menerjang petak sawah warga saja,” bebernya.

Saat ini para petani di Desa Sukamaju yang bercocok tanam hanya mengandalkan air hujan.

“Lahan pertanian padi di Desa Sukamaju itu, terdapat 514 hektre.

Sementara, lahan yang terdampak dan terancam gagal panen sekitar 300 hektare, karena tidak teraliri air,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Desa Sukamaju Anang menjelaskan, akibat jebolnya tanggul saluran irigasi tersebut, mengakibatkan area pesawahan warga rusak berat dan membuat aliran air irigasi terhambat sehingga tidak bisa sampai pada area persawahan warga yang sudah mulai ditanami.

“Dikhawatirkan terancam gagal panen, maka kami selaku pemerintah Desa Sukamaju dan pemerintah Kecamatan Cikembar, mengajukan permohonan bantuan pinjaman Aramco kepada PT.

Bias sebanyak 30 buah untuk penanggulangan sementara sebelum datang bantuan dari pemerintah,” jelasnya.

Pemerintah desa sudah berupaya melakukan terobosan dan berkoordinasi dengan semua pihak seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Dinas Pertanian, Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Kabupaten Sukabumi dan instansi lainnya.

“Kalau bantuan dari BPBD berupa beronjong setinggi 50 centimeter dan lebar 1 meter serta panjang dua meter sudah ada di kantor desa.

Namun, kami terkendala dengan medannya yang terjal.

Sehingga sampai saat ini beronjong tersebut masih berada di kantor desa,” pungkasnya. (cr13/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *