Gempa Sumedang, Kadisdik Jabar Meninjau Sarpras Sekolah, Wahyu Mijaya: Begini Skema Pembelajaran

Kadisdik Jabar
Pasca gempa di Kabupaten Sumedang, Kadisdik Jabar Wahyu Mijaya meninjau sarpras sekolah. (foto: Ist/ Disdik Jabar)

SUMEDANG – Pasca Kabupaten Sumedang, Jawa Barat (Jabar) diguncang gempa magnitudo 4,8 pada Minggu (3/12/2023) lalu. Kemudian gempa susulan magnitudo 4,5 yang terjadi pada Senin (/1/2024) praktis membuat warga khawatir bahkan ketakutan.

Bagaimana tidak, akibat terjadi gempa itu ratusan rumah warga mengalami kerusakan, termasuk fasilitas umum seperti rumah sakit umum daerah (RSUD), gedung dan sarpras pendidikan (sekolah).

Bacaan Lainnya

Sebelumnya, Penjabat (Pj) Gubernur Jabar, Bey Triadi Machmudin, menyampaikan, bahwa akibat gempa susulan yang terjadi pada Senin (1/1/2024) tersebut menyebabkan penambahan bangunan rusak dan jumlah pengungsi.

Sehingga, kata dia, sekitar 400 rumah rusak dan sekitar 518 orang terpaksa diungsikan ke tempat yang aman. “Ya kemarin gempa lagi, ada beberapa kerusakan lagi bangunan rumah dan sekitar 518 pengungsi,” kata Bey, pada Selasa (2/1/2024).

Selain 518 pengungsi, lanjutnya gempa yang terjadi menyebabkan sementara ini rumah rusak ringan 303 unit, 92 rumah rusak sedang, dan 69 rumah rusak berat, serta terdapat kerusakan pada 14 fasilitas pendidikan serta tujuh tempat ibadah dan sarana umum lainnya.

“Itu sementara, dan kini kan sudah status tanggap darurat. Jadi, nanti pemerintah lebih leluasa dalam penanganan, termasuk support anggaran,” ujar Bey.

Sementara itu, terkait kondisi Sarna dan Prasarana (Sarpras) sekolah pasca guncangan gempa, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Jabar, Wahyu Mijaya meninjau sekolah terdampak gempa di Kabupaten Sumedang, pada Selasa (2/1/2024) kemarin.

Beberapa sekolah yang ditinjau langsung oleh Kadisdik Jabar, yaitu SMAN 1 Sumedang, SMKN 1, SMK Muhamadiyah 1, dan SMK Pemuda Sumedang. Beberapa ruangan yang terdampak gempa yakni ruang kelas, ruang praktik, laboratorium komputer, dan ruang kejurusan.

Dikatakan Wahyu Mijaya, langkah pertama yang akan dilakukan pihaknya adalah asesmen untuk melihat kelayakan fungsi ruangan. “Kita sudah usulkan ke Dinas PUPR untuk segera mengasesmen, menilai bangunan ini layak fungsi atau tidak. Kami berharap sebelum 8 Januari 2024 (jadwal masuk sekolah) hasil sudah bisa keluar,” tuturnya.

Ditambahkannya, jika hasil penilaian menunjukkan bangunan tidak layak digunakan maka sekolah sudah menyiapkan skema pembelajaran secara hybrid (luring/daring), menyesuaikan dengan ruang kelas yang masih bisa digunakan.

“Saya sudah komunikasikan untuk mengantisipasi dengan pembelajaran hybrid jika kelas belum bisa difungsikan,” ucap Wahyu Mijaya.

Ia berharap, semua proses tersebut berjalan lancar sehingga tidak mengganggu keberlangsungan pembelajaran siswa di awal semester ini. “Mudah-mudahan tidak ada lagi gempa susulan. Sehingga, saat nanti siswa masuk sekolah semua dalam kondisi yang layak,” harapnya.

Dalam peninjauan itu, Kadisdik Wahyu Mijaya juga didampingi oleh Endang Susilastuti selaku Kepala Cabang Dinas (KCD) Pendidikan wilayah VIII, dan Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan Disdik Jabar, Diah Restu Susanti. Hadir juga Perwakilan Musyawarah Kepala SMK/SMA Kabupaten Sumedang serta pengawas sekolah.

Selain sekolah, gempa bumi ini mengakibatkan kerusakan rumah penduduk di Kampung Babakan Hurip, Kelurahan Kotakaler, Kampung Rancapurut, Desa Rancamulya, Kecamatan Sumedang Utara dan Kecamatan Sumedang Selatan. (Ron/Naf)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *