Kebun Raya Bogor Masih Tutup Untuk Umum

BOGOR – Bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke Kebun Raya Bogor (KRB) masih harus bersabar. Meski pemerintah sudah memperbolehkan beberapa tempat wisata kembali buka, namun hingga Sabtu (6/6/2020) KRB belum juga buka untuk umum.

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) terus berbenah untuk menyiapkan jika KRB sewaktu-waktu beroperasi kembali. Sebelumnya, LIPI menutup KRB akibat wabah virus Covid-19 sejak Kamis (19/03/2020).

Bacaan Lainnya

Penutupan tersebut bersifat sementara sebagai langkah antisipasi penyebaran virus di ruang publik. Pantauan Radar Bogor, sejumlah petugas mulai menyemprot disinfektan di sejumlah lokasi pelayanan publik secara berkala, baik di area kerja maupun area publik, walaupun tutup untuk umum.

Di antaranya, Gedung Konservasi, Mesjid, Visitor Centre, Ticketing. Gedung Sambhrama, Olive Store KRB sudah menempatkan hand sanitizer di akses masuk seperti akses masuk gedung konservasi, Olive Store, Graha Shambrama dan Viscos.

“Mohon doanya saja mudah-mudahan semua sehat, Kebun Raya Bogor kembali dibuka,” ujar Kepala Pusat Penelitian Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya LIPI, R. Hendrian kepada Radar Bogor, Kamis (4/6).

Menurutnya, setelah pemerintah menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), dan menganjurkan agar tetap berada di rumah selama hampir tiga bulan lamanya, masyarakat saat ini mulai merasakan jenuh dan ingin keluar.

Sehingga ia berharap semua kembali normal dan masyarakat bisa beraktivitas meski dengan menerapkan protokol kesehatan seperti masker dan penggunaan hand sanitizer. Hendrian mengatakan, meski KRB ditutup tetapi ia memastikan kebersihan seluruh kawasan tetap menjadi prioritas, khususnya untuk sampah non organik.

“Tetap (dibersihkan) kalau tadi melihat sambil keliling, ada petugas yang sedang membersihkan, posisi kami yang berada dekat di Istana Bogor, Pak Presiden Joko Widodo sering melewati rute tertentu, jogging dan sebagainya. Di satu sisi menjadi motivasi khusus bagi kami untuk memelihara secara intensif,” ujar Hendrian.

Karena jika tidak terpelihara secara baik, kata dia, akan menjadi penilaian yang buruk apalagi yang melihat secara langsung adalah orang nomor satu di Indonesia. Sehingga upayanya harus sebaik mungkin, tidak bisa asal-asalan.

“Kalau teman-teman melihat daun-daun yang memang sampah-sam apha organik, memang dibiarkan karena berguna mengurangi penguapan, menjaga suhu, membuat lapisan hara bagi tanah dan seterusnya, ” ucapnya.

Ia menambahkan, yang dimaksud bersih untuk kawasan Kebun Raya Bogor tidak ada sampah non organik. Justru sampah organik seperti daun yang jatuh termasuk yang paling penting bagi lingkungan secara biologis.

“Jadi bersih itu pemahamanya harus khusus, dan secara biologis saya rasa dibutuhkan sampah organik, tapi kalau bungkus mie tidak ada seminimal mungkin kita upayakan. Selain tidak sehat secara estetika kurang baik,” tambahnya.

Selain itu, LIPI juga menerapkan sistem kerja work form home (WFH) termasuk para peneliti. Mereka datang ke KRB ketika menengok tanamannya. Hingga kini belum ada kepastian kapan KRB kembali dibuka. Meski begitu, pihak pengelola KRB mulai menyiapkan skema dalam menghadapi kebiasaan baru, yang diwacanakan pemerintah saat ini.

Humas KRB, Zaenal Arifin mengatakan, secara prinsip jika KRB kembali dibuka untuk umum sudah pasti akan menerapkan standar operasional prosedur (SOP) protokoler pencegahan pandemi Covid-19 ini.

Hanya memang belum ada tanggal pasti kapan KRB kembali dibuka. “Sampai sekarang belum ada informasi lagi dari LIPI. Tetapi kita diminta membuat SOP New Normal, sekarang sedang kami siapkan,” kata Zaenal pada Radar Bogor.

Di luar itu, kondisi KRB saat ini memang berbeda jauh dengan tahun – tahun sebelumnya. Apalagi di masa libur Lebaran kemarin, biasanya pengunjung KRB luar biasa membeludak, kini sepi bak tak berpenghuni. Namun Zaenal memastikan bahwa masyarakat semua tahu bahwa KRB masih ditutup untuk umum.(ded/c)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *