Tahun 2019, 98 Bencana Melanda Cianjur

Banjir dan longsor di Sukanagara

CIANJUR – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur menyebut, selama tahun 2019, berbagai jenis bencana telah terjadi di Kabupaten Cianjur. Dari sekian banyak bencana itu, hanya tsunami dan gunung meletus yang tak terjadi sepanjang 2019.

Sekretaris BPBD Kabupaten Cianjur, Moch Irfan Sofyan mengatakan, sepanjang tahun lalu, pihaknya mencatat bencana yang terjadi mulai dari banjir, longsor, kekeringan, angin puting beliung, gempa bumi dan kebakaran hutan. “Pada tahun 2019 semua bencana terjadi di Kabupaten Cianjur, kecuali gunung meletus dan tsunami,” kata Irfan, Minggu (1/1/2020).

Bacaan Lainnya

Sementara, sebaran bencana itu terjadi hampir merata di semua wlayah. “Cianjur Selatan, utara dan tengah. Semua terjadi bencana,” ujarnya. Berdasarkan data Indeks Rawan Bencana Indonesia (IRBI), Cianjur termasuk daerah yang cukup rawan diterpa bencana.

Sehingga Pemkab Cianjur meluncurkan program relawan Tanggap Bencana (Retana). “Di setiap desa ada lima orang Retana yang mewakili tiap kampung,” katanya.

Menurutnya, dengan adanya lima orang Retana di setiap desa, diharapkan jika terjadi bencana dapat melakukan penaganan lebih cepat.

“Kita juga koordinasi dengan pihak desa, dengan menggunakan anggaran dana desa, ada anggaran untuk kebencanaan,” tuturnya.

Tercatat kurang lebih 98 kejadian bencana kurun waktu Januari hingga Desember 2019. Diantaranya, 43 bencana longsor, 26 bencana banjir, 17 puting beliung serta 12 kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Bahkan, terdapat sekitar 100 titik lebih daerah rawan longsor dan banjir, khususnya di wilayah Cianjur Selatan dan Utara. “Sesuai topografi dan karena banyak juga pemukiman yang di bawah lereng perbukitan,” kata Sofyan, Kamis (19/12) lalu.

Menurutnya, kawasan permukiman yang berada di bawah lereng perbukitan sangat rawan longsor. Ia mengatakan, di kawasan yang terdapat permukiman yang berada di bawah lereng perbukitan sangat rawan longsor. Seperti di Naringgul, Pagelaran dan beberapa kecamatan di Cianjur Utara.

“Berdasarkan pemetaan dan data yang terhimpun, kalau daerah Cianjur Utara itu rawannya di Kecamatan Pacet, Cugenang,” tutur Irfan.

Irfan mengimbau, warga yang tinggal di daerah rawan bencana meningkatkan kewaspadaan. Khususnya, ketika wilayahnya diguyur hujan deras yang cukup lama.

“Seperti yang sudah saya jelaskan tadi, imbauan kepada masyarakat agar selalu waspada dan bagi para pengendara lebih baik menunggu hujan reda daripada memaksakan untuk bepergian, apalagi di daerah yang rawan di jalur Cianjur Selatan dan Utara,” pungkasnya.
(RC/dil/pojokjabar)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *