Ustad Ahmad Kinkin Bulgini yang Kehilangan Empat Anak Didik saat Hendak Mengajar

Korban Gempa Cianjur
PUING-PUING: Ahmad Kinkin Bulgini di reruntuhan pesantren di Kampung Cibeleng, Cianjur, Rabu (23/11).

Setelah Bangunan Runtuh Sempat Pasrah Kehilangan Anak, Istri, dan Semua Murid

Gempa mengguncang setengah jam sebelum Ustad Ahmad Kinkin Bulgini memulai sekolah diniah yang dihadiri 30 murid. Sempat merangkul anaknya yang keluar dari reruntuhan sebelum akhirnya dia pingsan dan dibawa ke rumah sakit.

SUGIH MULYONO, Cianjur

Bacaan Lainnya

BEGITU kerasnya guncangan itu, Ahmad Kinkin Bulgini sampai terlempar ke luar ruangan tempat dia mengajar. Semua terjadi begitu cepat, dalam hitungan detik.

Bangunan Pondok Pesantren Ibnu Izzudin Al Yassin di Kampung Cibeleng, Cianjur, yang dia pimpin ambruk. Dalam kondisi setengah sadar, pria yang akrab disapa Ustad Kinkin itu pun pasrah kehilangan istri, anak, dan para muridnya.

“Tapi, tidak lama kemudian saya sempat melihat anak saya keluar merangkak dari kolong reruntuhan. Saya pun sekuat tenaga merangkul anak saya,” tutur pria 39 tahun tersebut tentang kejadian pada Senin siang lalu itu (21/11) ketika ditemui Jawa Pos Rabu (23/11).

Setelahnya, matanya terpejam tak sadarkan diri. “kepala desa dan sebagian warga lalu membawa saya ke RSUD (Sayang Cianjur) katanya ketika ditemui di reruntuhan pesantren yang terletak di Kecamatan Gekbrong tersebut.

Sang anak, Salfa Sana, 5, dan sang istri, Yuyun Fatimah, 36, akhirnya selamat meski sempat tertimbun reruntuhan. Tapi, tidak dengan keempat muridnya: Hafizah, 8; Muhammad Surya, 8; Zakia, 8; dan Kiandra, 5. Seorang murid lain yang ditemukan terakhir mengalami patah kaki dan kini masih dirawat di Sukabumi. “Dia anak adik saya,” katanya.

Selain itu, ada 25 murid lain yang mengalami luka ringan. Pada Senin lalu itu, total ada 30 murid yang bakal diajar Kinkin di sekolah diniah. Kalau semua masuk, bahkan bisa mencapai 40 orang. Tapi, kebetulan pada Senin siang itu sebagian izin sakit setelah divaksin di sekolah masing-masing. Sekolah diniah itu di antaranya diisi dengan kegiatan membaca Alquran dan Asmaul Husna hingga selesai.

Seperti biasa, kegiatan belajar baru akan dimulai pukul 13.30. Tapi guncangan kuat lebih dulu mengguncang sekitar setengah jam sebelumnya. “Saat itu saya hendak menyuruh anak-anak keluar. Tapi, belum sempat pada keluar sudah runtuh duluan. Jeda waktunya tidak sampai lima detik,” katanya.

Rupanya tidak banyak warga yang mengetahui sudah dievakuasi. Karena itu, tidak sedikit yang mencari dan menduga dirinya ikut tertimbun dalam reruntuhan pesantren sekaligus tempat tinggalnya tersebut. Sebab, saat peristiwa tragis itu terjadi, dia memang berada di ruang tengah. Sedangkan anak dan istrinya di ruang samping.

“Saya di ruang tengah ngajar anak-anak yang kelas tiga. Nah di samping itu, istrisaya ngajar yang anak-anak kelas satu dan dua,” terangnya.

Karena luka yang dia derita tidak terlalu parah, dia pun akhirnya diperbolehkan pulang setelah mendapat perawatan. Namun, setibanya di rumah, dia mendapati kabar bahwa empat muridnya menjadi korban dalam runtuhnya pesantren. “Yang kelas dua ada tiga orang dan yang satu lagi masih TK,” ujarnya pelan.

Hafiza, salah seorang korban meninggal, baru di hari itu masuk kembali setelah beberapa hari sebelumnya juga izin tidak masuk sekolah karena sakit. Adapun istri dan anaknya mengalami luka ringan dan sekarang sudah tinggal di tenda pengungsian bersama para warga lain.

“Istri saya selamat karena reruntuhannya itu sempat tertahan oleh rak buku. Kalau anak saya dia keluar sendiri dari kolong. Kan dinding yang runtuh itu memang tidak semuanya jatuh ke lantai, tapi ada yang terhalang sebagian oleh dinding rumah tetangga,” ucapnya.

Ustad Kinkin mengaku masih trauma atas peristiwa yang merenggut nyama empat muridnya tersebut. Tapi, di sisi lain, dia juga ikhlas. Terlebih gempa bumi memang tidak bisa diprediksi.

“Saat ini saya hanya berharap mohon bantuan dari semuanya, termasuk untuk pembangunan ulang semua. Karena ini memang tidak hanya pribadi saya, kampung sini semua juga terdampak,” katanya. (*/ttg)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *