Nyala Mimpi Anak Kampung Yang Sempat Mati di Madrasah Kandang Kuda

Tiada yang tidak mungkin. Tetesan peluh dan air mata menjadi pondasi bagi guru Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Muallimin. Sekolah ini dulu berbentuk kandang kuda, kini transformasi menjadi madrasah terbaik dengan fasilitas lengkap.

RIKI CHANDRA, Sumatera Barat

Pendidikan senjata paling ampuh mengubah dunia. Ungkapan bijak mantan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela itu pantas sepadan dengan perjuangan para guru MIS Muallimin di Jorong Tabek, Nagari Talang Babungo, Kecamatan Hiliran Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatera Barat (Sumbar). Mereka belasAnak Kampung an tahun mengabdi tanpa pamrih, “menangis” darah di sekolah itu demi mendidik generasi bangsa di daerah yang tergolong terpelosok itu.

Walaupun tidak menjadi salah satu bagian dari daerah 3T (terdepan, terdalam, dan tertinggal), namun untuk menjangkau Jorong Tabek membutuhkan waktu cukup lama. Ada sekitar enam jam waktu tempuh untuk bisa sampai ke Jorong Tabek dari Arosuka, Ibu Kota Kabupaten Solok.

Rabu siang (19/9), jelang mentari begitu terik. Ratusan murid MIS Muallimin Tabek, hilir mudik. Nyaris semua lorong sekolah bercat kuning itu disesaki para siswa. Sebagian dari mereka ada yang duduk di depan ruang kelas sembari menyantap makanan ringan hingga ada yang bercanda dengan rekan sejawatnya.

Sebagian lagi, siswa laki-laki sibuk bermain kejar-kejaran sampai menanggalkan sepatu. Sebagian murid perempuan bermain karet. Maklum, siang itu kebetulan pukul 10.30 WIB, waktu istirahat bagi siswa.

Pekarangan sekolah yang baru berusia 18 tahun itu berhawa sejuk. Selain berada di lekuk bukit dan hamparan sawah, semua pekarangannya juga ditumbuhi puluhan jenis bunga. Menariknya lagi, tedapat dua unit gazebo yang terbuat dari kayu aren beratap ijuk di luar ruangan kelas.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *