Gempa Cianjur, Penantian Wawan Berharap Sang Istri Ditemukan, Periksa Setiap Ambulan dan Kamar Jenazah

Korban Gempa Cianjur
TEGAR: H Wawan Ridwan (54) tetap berusaha mencari kabar dan kepastian mengenai kondisi Hj Yayah Rudiah (53) istrinya yang diduga terbawa material longsoran di Kampung Cibereum Rt01/Rw01 Desa Cijedil Kecamatan Cugenang. (Foto Hakim/ Radar Cianjur)

CIANJUR – Pasrah dan sabar itulah yang dilakukan Wawan Ridwan (54) menunggu kabar jenazah istri tercinta yakni Hj. Yayah Rudiah (53) yang diduga terbawa material longsoran di Kampung Cibereum Rt01/Rw01 Desa Cijedil Kecamatan Cugenang beberapa hari lalu.

LAPORAN: Abdul Aziz N Hakim, Cugenang

Bacaan Lainnya

Setiap pukul 5.00 WIB, H Wawan Ridwan bergegas menuju lokasi bencana longsor. Berbekal pakaian seadanya, dirinya menggunakan kendaraan roda dua dari kediamannya yang beralamat di Kampung Rancabali Wetan Rt02/Rw12 Kelurahan Solokpandan Kecamatan Cianjur menuju Kampung Cibereum Rt01/Rw01 Desa Cijedil Kecamatan Cugenang.

Dengan kecepatan sedang. Pria setengah abad ini memendam kesedihan dan penuh harap. Berharap secercah petunjuk jejak dari istrinya dapat ditemukan. Selama empat hari berturut, ayah dari empat orang anak ini tak pernah absen mendatangi tempat Tim SAR Gabungan untuk menggali informasi hingga petang tiba tepatnya menjelang magrib.

Sebelum hari kelam itu tiba. Dirinya sempat merasa aneh dengan perubahan prilaku istrinya yang biasanya pendiam menjadi sering berceloteh. Terlebih satu hari menjelang dirinya berangkat kembali bertugas sebagai kepala sekolah di Depok. Perilaku lainnya yang tidak biasa dilakukan, pada hari Senin (21/11) menyetrika baju sembari menanyakan persiapan tunangan anak keduanya. Selain itu, almarhum pun tidak memberikan kepastian akan mengikuti acara di Sarongge Kecamatan Pacet kepada dirinya.

Setelah dirinya tiba di Depok, istirnya mengabarkan bahwa sudah ada di lokasi acara sekitar pukul 11.00 WIB dengan mengirimkan pesan berupa video dan foto melalui aplikasi berkirim pesan Whatsapp. Setelah membalas pesan istrinya, pesan tersebut pun tak kunjung dibaca.

Bahkan hingga dirinya mengikuti rapat di Kota Hujan, Bogor. Kejadian gempa bumi dengan kekuatan 5.6 magnitudo itu pun turut terasa setelah dirinya keluar dari ruangan rapat. Sontak menghubungi seluruh anggota keluarga yang berada di Kota Tauco, Cianjur.

“Selesai rapat di Bogor, pukul 13.30 WIB terasa gempa. Langsung menghubungi semua anggota keluarga termasuk almarhum namun tidak aktif hanya centang satu pada pukul 13.45 WIB,” ujarnya.

Pria yang masih segar bugar tersebut nampak masih berat. Dengan mata berkaca-kaca dan emosi meledak-ledak, dirinya sedikit terdiam saat menceritakan kronologis tersebut.

Selain itu, ia rela mengecek setiap kendaraan ambulan yang melintas guna memastikan jenazah istrinya sudah ditemukan. Rasa penasaran yang tinggi, ia sampai mendatangi setiap kamar jenazah yang ada di dua rumah sakit milik Pemerintah Daerah (Pemda) Cianjur.

Usahanya pun tidak membuahkan hasil. Setiap jenazah yang ditemuinya tidak memperlihatkan ciri-ciri dari teman hidup yang selama ini menemaninya. Hingga dirinya berkeyakinan, bahwa istrinya masih berada di timbunan material longsoran.

Hingga pada Kamis (24/11) sore. Secercah harapan itu pun hadir. Tim SAR Gabungan diduga menemukan kendaraan berisikan tujuh penumpang yang salah satunya merupakan istrinya. Dirinya pun bergegas menuju lokasi terdekat tepatnya disamping tebing longsoran.

Didapati titik kendaraan tersebut berada di sebrang sungai dan tengah diupayakan evakuasi Tim SAR Gabungan. Akan tetapi, dirinya harus kembali bersabar untuk sebuah kepastian. Tim SAR Gabungan belum bisa melakukan evakuasi lantaran kondisi sudah mulai gelap dan dilanjutkan Jumat (25/11).

“Semoga besok bisa dipastikan itu merupakan jenazah istri saya dan saya yakin itu kendaraannya serta foto yang memperlihatkan satu jenazah merupakan istri saya dilihat dari pakaiannya,” tutupnya sembari menahan tangis. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *