Kiamat Internet Diprediksi Terjadi di Tahun 2025, Ini Pemicunya

Bisa Terjadi 'Kiamat Internet' di Tahun 2025, Apa yang Jadi Pemicunya?---Freepik
Bisa Terjadi 'Kiamat Internet' di Tahun 2025, Apa yang Jadi Pemicunya?---Freepik

JAKARTA — Matahari diperkirakan mencapai ‘solar maksimum’ dalam satu atau dua tahun ke depan, yang merupakan sebuah fenomena yang dapat menyebabkan “kiamat internet”.

Menurut laporan Washington Post, Matahari akan mencapai “batas maksimum”, periode yang sangat aktif pada tahun 2025 dan dunia digital saat ini belum siap menghadapinya.

Terdapat minat baru terhadap siklus matahari seiring dengan meningkatnya ketertarikan akan dampak badai matahari yang ditimbulkannya.

Badai matahari kadang-kadang begitu dahsyat sehingga dapat menghentikan semua sarana komunikasi di Bumi, merujuk pada fenomena yang disebut sebagai “kiamat internet”.

Dilansir dari laman OutlookIndia, fenomena ini telah menarik perhatian pengguna media sosial, yang sering kali menyebarkan informasi yang tidak akurat dan peringatan yang tidak berdasar dari badan antariksa Amerika, NASA.

NASA belum memberikan komentar resmi mengenai kemungkinan terjadinya pemadaman internet akibat badai matahari pada tahun 2025. Akan tetapi kini muncul pertanyaan tentang bagaimana manusia yang “selalu online” akan merespons jika peristiwa tersebut benar-benar terjadi.

Meskipun hal ini masih menjadi topik diskusi, The Post melaporkan bahwa kekhawatiran tersebut tidak sepenuhnya bersifat fiksi. Laporan tersebut mengungkapkan bahwa badai matahari yang kuat memiliki potensi untuk menghantam Bumi, menyebabkan pemadaman internet secara luas.

Sebagai contoh, Peristiwa Carrington pada tahun 1859 menciptakan percikan api dan operator telegraf tersengat listrik, sedangkan badai matahari tahun 1989 membuat jaringan listrik Quebec mati selama berjam-jam.

Seorang profesor ilmu komputer dari Universitas California di Irvine, Sangeetha Abdu Jyothi, menyoroti pentingnya perencanaan dalam menghadapi potensi “apokalipsa internet” akibat badai matahari yang parah melalui penelitiannya yang berjudul ‘Solar Superstorms: Planning for an Internet Apocalypse’.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *