Perang Sarung di Sukabumi, Nodai Bulan Suci

Perang Sarung

SUKABUMI – Ada salah satu tradisi membahayakan setiap bulan suci Ramadan. Yakni Perang Sarung. Tradisi ini kerap dimainkan oleh anak-anak atau remaja usai salat tarawih yang mirip dengan tawuran.

Bedanya, para pelaku hanya boleh menggunakan sarung yang dililitkan atau dipelintir seolah menjadi senjata.

Bacaan Lainnya

Tradisi tersebut awalnya hanya untuk permainan belaka. Namun semakin ke sini, perang sarung menjadi permainan berbahaya. Sebab sering menimbulkan korban luka bahkan jiwa.

Salah satu buktinya adalah enam orang remaja peserta perang sarung yang terpaksa diamankan oleh Polres Sukabumi pada Rabu (6/4).

Kabag Ops Polres Sukabumi Kompol Suwardi mengatakan, keenam remaja tersebut diamankan saat melakukan Perang Sarung di wilayah Kecamatan Cicantayan Kabupaten Sukabumi, Rabu (6/4) sekira pukul 01:00 WIB dini hari.

“Awalnya kita melaksanakan kegiatan preventif. Namun, kita sudah mengimbau kepada warga dan kita juga sudah mengumpulkan para kepala desa, kemudian para ketua keamanan di lingkungan masing-masing.

Namun, anak-anak ini masih bandel sehingga tawuran, sehingga kita lakukan tindakan kepolisian untuk dicek sejauh mana dia keterlibatannya,” ujarnya Suwardi.

Dari tangan para remaja tersebut, polisi mengamankan sejumlah barang bukti berupa sarung yang sudah dipelintir diduga digunakan untuk menyakiti lawannya dan sebuah handphoe. Dia menegaskan pihaknya sudah melakukan antisipasi sebelum Ramadan.

“Sementara ada 6 orang, posisinya dari informasi anggota saya di lapangan, tadi memang sudah melaksanakan tawuran sehingga dilakukan tindakan kepolisian dan dibawa ke Mapolsek Cibadak,” paparnya.

Suwardi menegaskan, pada bulan suci Ramadan 1443 Hijriyah ini, tidak boleh ada satupun yang mengganggu keamanan dan kenyamanan warga dalam beribadah puasa.

“Langkah kepolisian sendiri kita melaksanakan kegiatan rutin untuk mengantisipasi gangguan kamtibmas. Intinya bahwa bulan suci Ramadan tidak boleh diganggu oleh siapapun. Kita menginginkan bulan suci Ramadan adalah bulan yang suci, bulan yang penuh berkah,” ungkapnya.

Menurut Suwardi, dari kasus ini peran orangtua sangat penting dalam mengawasi anak-anaknya ketika berada di luar rumah.

“Sehingga anak-anak yang masih baru gede ini harusnya orang atau mungkin orang-orang bertanggungjawab supaya jangan sampai melakukan tindakan-tindakan yang diluar ketentuan hukum,” tandasnya.

Lebih lanjut soal Perang Sarung, berdasarkan penelusuran Radar Sukabumi, ternyata ada dua gaya lilitan sarung yang sering digunakan. Yang pertama adalah selepet. Gaya ini biasa digunakan oleh petarung garda terdepan.

Dan gaya kedua bernama Bogem. Pada ujung sarung yang digunakan untuk menyerang lawan, dibentuk semacam bulatan. Bentuknya menyerupai kepala tangan alias bogem.

Perang Sarung biasanya terjadi usai salat tarawih atau salat Subuh. Para pesertanya adalah remaja di setiap kampung. Sebelum perang, mereka terlebih dahulu membuat janji di suatu tempat untuk beraksi. (ris/izo/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *