Mereka Memilih Resign Lalu Berbisnis

Menjadi seorang wirausaha, sepertinya menjadi salah satu jalan untuk meningkatkan perekonomian keluarga Pasangan Suami Istri (Pasutri) asal Cisaat, Kabupaten Sukabumi Trisnawandi (44) dan Sisca Ardhya Garini (44). Butuh keberanian untuk berhenti dari pekerjaan dan memutuskan menjadi pengusaha dari nol. Berikut kisahnya.

WIDI FITRIA, Sukabumi

Jalan hidup manusia memang tidak pernah ada yang bisa menduga, berjalan sesuai titian sang takdir seperti yang dilalui pasutri Trisnawandi dan Sisca. Keduanya kini sukses menjadi pengusaha tauco.
Selain dapat membuka lapangan kerja bagi orang lain, menjadi pengusaha juga bisa menjadi pegangan untuk masa tua.
Ditemui di rumah produksinya Jalan Padjajaran II Rt31/10, Desa Sukamantri Rambay, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Sisca salah satu owner Tauco Tarasa bercerita tentang perjalanannya membangun usaha yang ia rintis sejak 2012.
Saat itu, ia baru saja resign dari pekerjaannya sebagai seorang karyawati bank swasta di Sukabumi.
Keputusannya berhenti dari pekerjaannya tersebut memang bukan keputusan yang mudah. Namun karena cita-citanya yang kuat ingin menjadi seorang pengusaha sukses, membuat wanita yang dianugerahi empat orang anak ini berani memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya.
“Dulu punya cita-cita sama suami, jadi sebelum umur 40 itu kita harus punya usaha sendiri,”ucap Sisca, Rabu (26/9).
Karena keduanya pekerja swasta, jadi dianggap tidak punya jaminan di hari tua nanti. Beda halnya kalau menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).
“Kalau PNS ada jaminan masa tua, resign di 2012 dan mulai merintis usaha tauco bersama suami,”terang wanita yang akrab dipanggil Ica ini.
Ide menjual tauco juga ide dari suaminya yang doyan makanan yang terbuat dari kedelai.
Selama satu tahun Ica dan suami merintis usaha, dengan survei pasar sambil mencoba-coba belajar membuat tauco.
“Jadi selama satu tahun itu kita enggak langsung bikin, tapi coba dulu bikin sendiri tutorial dari Youtube juga terus survei pasar, sambil coba kenalin tauco buatan kita,” imbuhnya.
Hingga pada 2013, ia mulai berani untuk memasarkan produknya dengan memasukan tauco buatannya ke toko-toko di pasar tradisional. Berkat keuletan dalam berjualan, ternyata berbuah manis. Berjalannya waktu, omzet penjualan terus merangkak mengalami peningkatan.
Tidak hanya menjajal pasar lokal di Sukabumi, pemasarannya hingga kini mampu menembus pasar Jawa Barat (Jabar) seperti Bandung, Bogor, Parung, Cikampek, Purwakarta, Jakarta dan Depok. Selain itu, pemasarannya juga menembus pasar luar Pulau Jawa seperti Kalimantan, Bali dan Palembang.
“Kita juga pernah kirim ke Belanda dan sekarang lagi ada pesanan ke Norwegia,”tuturnya.
Cukup bangga dengan pencapaiannya itu, selang satu tahun usahanya berjalan, Trisnawandi suami dari Ica ini pun mantap berhenti dari pekerjaannya dan fokus membantu usaha sang istri.
Dibantu dengan 12 orang pegawai, dalam sehari ia bisa menghasilkan minimal 50 dus tauco. Usaha tauconya ini pun ia buat dengan beragam kemasan, mulai dari renceng, cup dan plastik tergantung dari pesanan konsumen. Dengan usahanya itu, pasutri ini mampu menghasilkan jutaan rupiah setiap bulan.
“Kita pengiriman itu tiga kali seminggu, satu kali ngirim untuk satu wilayah itu 100 dus,” imbuhnya.
Nama Tarasanya sendiri singkatan dari Ratu Tauco Ratu Angsa, di mana Ratu diambil dari nama anak bungsunya. Sementara angsa, karena salah satu binatang yang juga digemari anak bungsunya itu.
“Semoga usahanya ini terus maju dan dapat membuka lapangan pekerjaan bagi warga sekitar,”tandasnya.

 

(*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *