Jejak Pembersihan Palu Arit di Kebun Sawit Cikidang Sukabumi

gedong pasirlangkap Sukabumi
GEDUNG TUA : Gedung tua yang dikenal sebutan Gedong Pasirlangkap jadi Saksi Sejarah Pembersihan antek-antek dan simpatisan PKI. Gedung yang berdiri sejak 1912 tersebut sekarang jadi perkantoran perkebunan Sawit. (foto : Handi Radar Sukabumi)

SUKABUMI — Seperti mudik dan mengenang apa yang pernah diceritakan (Alm) Juariyah (76) 2016-2018 lalu. Namun, kini cerita sejarah pasukan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) dan pesonel Kodam Siliwangi membumi hanguskan simpatisan dan anggota Palu Arit (PKI) di kebun sawit Cikidang Sukabumi diceritakan oleh anaknya Lisnawati (53).

Wartawan Radar Sukabumi, sengaja datang kembali ke Gedung tua yang diberi nama Gedong Pasirlangkap yang berada di Desa Cicareuh Kecamatan Cikidang sekedar untuk bersilaturahmi dan mengenang sejarah kelam yang pernah terjadi di daerah tersebut.

Bacaan Lainnya

“Masih ingat cerita bapak dan ibu dulu, Para Anggota atau simpatisan PKI sebelum diterjang timas panas terlebih dahulu mereka disuruh menggali liang kuburnya sendiri. Barulah Salak senapan di tengah perkebunan karet ditembakan yang diiring dengan bunyi tetabuhan warga untuk disamarkan, “cetus Lilis mengawali cerita soal Pembataian simpatisan dan anggota PKI di belakang Gedong pasilangkap.

Tidak mengetahui secara tepatnya lobang-lobang pembataian tersebut, namun dirinya hanya diceritakan orang tuanya dulu, bahwa lobang tersebut berada di belakang gedong dan jumlahnya banyak. Bahkan sebagian tengkorak pernah ditemukan pihak perkebunan saat lahan tersebut berganti jadi kebun sawit dari sebelumnya kebun karet.

“Dulu setelah eksekusi (PKI) malam, malam itu juga lobang tersebut ditutup dan ditanami poho karet oblong (Gutta Perca red), jadi warga sekitar tidak ada yang mengetahui jelas, hanya Alm ayah saya yang tahu. Karena beliau orang kepercayaan RPKAD, “terangnya.

Kejadian tersebut sekitar tahun 1965 sampai 1967, setiap malam kalau ada eksekusi tiba tepat Pukul 00:00 WIB Alm Bapaknya selalu diperintah untuk memberitahukan warga agar menabuh kentungan.

“Kan dulu dibawah gedung ini ada dua pabrik, Pabrik Pengolahan karet serta pemukiman penduduk. Tapi sekarang mereka sudah dipindahkan semua. Nah, waktu itu bapak yang bagian koordinasi kalau ada malam eksekusi dengan warga, karena bapak bekerja diperkebunan sebagai kepala mandor sejak jaman belanda, “kenangnya mengingat cerita orang tuanya.

Para Anggota PKI berhari-hari sebelumnya dibawa ke bangunan peninggalan Belanda tersebut untuk diinterogasi dan dikurung. Para tahanan itu dibawa oleh tentara dan ditampung di sayap kanan bangunan (Sekarang dijadikan rumah pegawai kebun) sebelum di Eksekusi. Rumah peninggalan Belanda yang diduga menjadi lokasi kuburan massal ini terletak tepat di atas bukit Cikidang

Lisnawati (53) anak dari Saksi Mata dan Mantan Penghuni gedung puluhan Tahun
Lisnawati (53) anak dari Saksi Mata dan Mantan Penghuni gedung puluhan Tahun

Setelah diperiksa, para tahanan itu diminta menggali dua buah lubang. Satu lubang di antara bangunan utama dan sayap kanan, yang ditumbuhi pohon mangga, sedangkan satunya lagi di belakang gedung yang dibangun pada 1912 itu. Berdasarkan cerita bapak dan ibunya para tahanan PKI itu kemudian ditembak dan jenazahnya dimasukkan ke lubang. Beberapa orang sempat melarikan diri, tapi segera disusul rentetan tembakan. Namun ia tidak tahu mereka selamat atau tidak.

Tetabuhan Samarkan Tembakan

Setiap ada informasi eksekusi, warga diperintahkan melakukan tetabuhan sepanjang malam. Pemukiman Warga penduduk yang percis berada di bawah gedung tersebut serentak menabuh kentungan, jika ada warga tidak melakukan maka akan dituduk antek PKI. Pasalnya, perkembunan di Blok tak jauh dari wilayah tersebut banyak karyawannya dituding simpatisan PKI.

“Kalau diperkebunan blok lain itu, jelas ada gembongnya yang terlibat namanya Sarbini dan itu juga ditangkap dibawa ke daerah luar, nah kalau pegawainya banyak juga yang ditangkap, mereka sebetulnya tidak jelas apakah simpatisan PKI atau bukan, tapi ceritanya mereka hanya memberikan bantuan berupa setoran makanan kepada para anggota PKI yang waktu itu dipimpin Sarbini, “teran Pepep yang merupakan penjaga Gedong Pasrilangkap

Menurutnya, kenangan dan cerita tetabuhan di sepanjang malam mungkin hanya diketahui beberapa orang saja. Pasalnya, saksi hidupnya sekarang sudah pada meninggal. Bahkan, semua pemukiman yang dulu dijadikan rumah warga hilang berubah menjadi kebun karet dan sawit.

“Sudah pada engak ada (meninggal red), tapi cerita-cerita itu menjadi cerita sejarah yang hanya diceritakan kepada keturunan yang bertanya atau kepada wartawan yang datang bertanya, kalau tidak ada yang bertanya tidak ada pernah bercerita soal itu, “tukasnya.

Perkebunan Karet Berubah jadi Pohon Sawit

Setengah abad berlalu, kondisi perkebunan di bukit itu kini berubah. Pohon karet berganti dengan kelapa sawit. Bangunan itu pun kini dipakai oleh PT Hardja Setia. Perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan sawit ini berencana membangun eko-wisata. Perkebunan yang terletak sekitar 50 kilometer dari Kota Sukabumi. Bahkan pada tahun 2016 lalu, Ketua Yayasan Penelitian Korban Pembunuhan 1965-1966 (YPKP 65) Bejo Untung dan bekas anggota Pemuda Rakyat, organisasi underbow PKI, Acep Hidayat pernah mendatangi lokasi tersebut dan melakukan investigasi kepada warga.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *