Dibangun dari Swadaya Masyarakat, Ponpes Al-Afiyah Cikakak Sukabumi Solusi Masyarakat Haus Ilmu

RAMAH: Pondok Pesantren Al-Afiyah Kampung Pangguyangan Desa Sirnarasa Kecamatan Cikakak Kabupaten Sukabumi, tampak dari luar. (Insert) santriwati bersama Pimpinan Pondok Pesantren Al-Afiyah Kampung Pangguyangan Desa Sirnarasa Kecamatan Cikakak Kabupaten Sukabumi. (Garis Nurbogarullah/RadarSukabumi)

SUKABUMI, RADARSUKABUMI.com – Kabupaten Sukabumi, selain kaya akan potensi alam dan objek wisatanya yang melimpah. Juga banyak Pondok Pesantren (Ponpes) Salafiyah berdiri kokoh hingga saat ini, dan mencetak ribuan santri.

Satu di antaranya, yaitu Pondok Pesantren Putra Putri Al-Afiyah, tepatnya di Kampung Pangguyangan, Desa Sirnarasa, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi. Ponpes ini berdiri sejak tahun 1988 lalu, oleh Almarhum KH. Royi Nana Sobarna.

Pengurus sekaligus pengajar santri, Ustaz Fauzan Usman Hanafi menjelaskan, Pondok Pesantren Al-Afiyah Pimpinan KH. Badru Tamam ini, dibangun atas dasar keinginan warga sekitar desa untuk didirikan pesantren, dan tempat mengaji atau menuntut ilmu agama bagi anak-anak sekitar.

Bahkan proses pembangunannya melibatkan masyarakat, dan swadaya atau hasil urunan. Ia mengaku, tidak berpangku tangan kepada pemerintah daerah saat pesantren tersebut didirikan oleh almarhum.

“Didirikan oleh almarhum kakek, KH. Royi Nana Sobarna pada tahun 1988, semenjak beliau meninggal diteruskan oleh anaknya KH. Badru Tamam. Dibangun melalui dana swadaya masyarakat, tanpa bantuan dari pemerintah,” ujar Fauzan kepada Radar Sukabumi, Selasa (27/4).

Pondok pesantren yang berada di daerah pegunungan ini, sudah berhasil mencetak santri sekitar seribuan orang.

Baik santri dari warga sekitar, maupun dari luar daerah. Seperti umumnya pesantren salafiyah lain, santrinya ada yang menetap ada juga yang pulang pergi atau kerap disebut santri kalong.

“Kalau sekarang ada sekitar 150 orang santri, baik putra maupun putri. Di bulan puasa ini santri tetap menjalankan aktivitas sehari-hari seperti biasa dan membuka pesantren kilat (sanlat),” tandasnya. (cr1/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *