Atalia Praratya Kamil Soroti Stunting di Sukabumi

Ketua Bunda Literasi Provinsi Jawa Barat, Atalia Praratya Kamil
Ketua Bunda Literasi Provinsi Jawa Barat, Atalia Praratya Kamil

SUKABUMI – Ketua Bunda Literasi Provinsi Jawa Barat, Atalia Praratya Kamil, menyoroti kasus stunting di Kabupaten Sukabumi.

Pasalnya, penyakit tersebut selain mengganggu pertumbuhan pada anak yang ditandai dengan tinggi dan berat badan, juga dapat menghambat perkembangan otak anak. Istri Gubernur Jabar Ridwan Kamil ini, menilai Kabupaten Sukabumi saat ini masuk 27 prioritas stunting tingkat Jawa Barat.

Bacaan Lainnya

Untuk itu, ia bersama pemerintah daerah Kabupaten Sukabumi langsung melakukan kunjungan ke rumah anak penderita stunting di Kampung Cimuncang Pasir, RT 3/7, Desa/Kecamatan Kebonpedes, kemarin (13/11).

“Di Kabupaten Sukabumi ini, terdapat 104 anak yang terjangkit penyakit stunting. Untuk itu, kami meninjau secara langsung ke lokasi rumah anak penderita stunting untuk mengetahui kondisi sebenarnya,” jelas Atalia kepada Radar Sukabumi, kemarin (13/11).

Selain mengunjungi rumah penderita stunting, ia juga menyambangi beberapa Posyandu dan Puskesmas Kebonpedes untuk melakukan kontroling penimbangan bayi.

“Penanganan kasus stunting ini merupakan salah satu program yang digulirkan pemerintah pusat, makanya kami akan terus mendukung secara penuh mengenai penanganan stunting. Apalagi Kabupaten Sukabumi, angka kasus stutingnya masih dinilai tinggi,” bebernya.

Untuk mencegah stunting, sambung Atalia, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Seperti pola makan yang bernutrisi baik dan bergizi, beragam dan seimbang sesuai usia anak serta mengacu pada program Isi Piringku dari Kemenkes, memberikan ASI eksklusif di usia enam bulan pertama kelahiran dan pemberian MP-ASI untuk anak di atas enam bulan, membawa balita ke posyandu, menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Ketua Bunda Literasi Provinsi Jawa Barat, Atalia Praratya Kamil

“Untuk itu, saya berharap seluruh stakhoalder harus terlibat penuh dan bahu membahu menangani serta mengantisipasi penyakit stunting,” ujarnya.

Ia menambahkan, bila warga menemukan balita yang masih berusia dua tahun, tetapi pertumbuhan tinggi dan berat badannya kecil dibanding anak lain seusianya diharapkan segera melapor kepada petugas atau pemerintah setempat.

“Kalau anak yang masih di usia dua tahun, mereka masih bisa diintervensi dan bisa disembuhkan, mulai asupan gizi, pola asuh, dan lainnya. Sehingga nanti mereka dapat menjalani kehidupan seperti anak normal pada umumnya,” imbuhnya.

Kepala Bidang Pelayanan Program Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, Rika Mutiara mengatakan, berdasarkan laporan yang sudah di validasi data dari 58 Puskesmas yang tersebar di Kabupaten Sukabumi, terhitung sampai November 2019, terdapat 100 lebih anak yang menjadi penderita stunting.

“Hampir semua Puskesmas yang ada di Kabupaten Sukabumi, melaporkan kasus stunting. Namun yang paling banyak ditemukan salah satunya memang di wilayah Kecamatan Kebonpedes dengan jumlah anak penderita sebanyak 19 anak,” jelas Rika.

Untuk mengantisipasi penyakit stunting, Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi terus menggencarkan pembinaan kepada seluruh kadernya.

Diantaranya cara menangani stunting. Seperti asupan gizi yang dimulai dari 1000 pertama kehidupan, asupan gizi untuk ibu hamil dan janinnya dan pola asuh di masa ke emasan anak-anak.

“Kami juga sudah menyiapkan tim khusus untuk turun secara langsung ke lapangan untuk pencegahan stuntung. Salah satunya di Kecamatan Kebonpedes petugas rutin setiap bulannya memberikan bantuan makanan tambahan untuk ibu hamil dan melahirkan,” pungkasnya. (den/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *