Ada Gempa Purba di Lembursitu Sukabumi, Simak Faktanya

Gempa-Purba-Kota-Sukabumi

SUKABUMI – Sebuah fakta mencengangkan diungkap oleh tim Pusat Survei Geologi (PSG) Badan Geologi pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI. Fakta itu adalah adanya jejak gempa purba di Kecamatan Lembursitu, Kota Sukabumi.

Hal ini hasil dari penelitian dan kajian karakteristik Sesar Cimandiri sebagai salah satu patahan aktif pemicu gempa di Jawa Barat, khususnya di Sukabumi.

Bacaan Lainnya

Ahli Geologi Struktur dan Tektonik pada PSG-Badan Geologi pada Kemen ESDM RI, Sukahar Eka Adi Saputra mengatakan, penelitian tersebut tidak hanya dilakukan di patahan utama Sesar Cimandiri, namun juga di cabang-cabang dari petahan utama.

“Yang dalam hal ini, orde berikutnya atau cabang-cabang tersebut ada di Sukabumi,” kata Eka kepada Radar Sukabumi.

Sebelumnya, kata Eka, temuan tersebut telah dipaparkan kepada Pemerintah Kota Sukabumi lewat fokus grup diskusi oleh Bappeda Kota Sukabumi di Hotel Horison, Senin (13/3) lalu.

Hadir dalam kesempatan itu Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi dan Kepala Bapeda Kota Sukabumi Reni Rosyida Muthmainah.

Eka melanjutkan, ekspos yang dipaparkan mendapat respons serius dari Pemerintah Kota Sukabumi. Sebab data dari kajian mereka yang saat ini masih berjalan akan menjadi bahan rencana mitigasi kesiapsiagaan becana alam gempa bumi di Sukabumi.

“Salah satu hasil atau temuan dari penelitian dan kajian kami adalah, ada pola-pola semacam tarikan tenaga geologi atau ekstensional. Di Kecamatan Lembursitu terindikasi sebagai lokasi jejak dari longsoran purba.

Dalam istilah ilmiahnya pale debris. Ini akibat aktivitas tarikan tektonik atau gempa,” terang lulusan S3 Tectonics and Structural Geology pada University of Wollonggong-Australia, 2022 lalu.

Dalam kesempatan itu, Eka juga menyebutkan cabangcabang dari patahan utama Sesar Cimandiri di daerah Kecamatan Nyalindung dan Ciheulang di Kecamatan Cibadak.

Di Nyalindung ditemukan amblesan tanah yang berkorelasi dengan bidang sesar di zona patahan aktif. Sedangkan di Ciheulang, berkaitan dengan sejarah gempa dan keberadaan sesar tua. Lebih lanjut, Eka mengungkapkan lagi bahwa hasil kajian sementara, arena jejak gempabumi purba di Lembursitu memiliki karakteristik sebagai zona depresi yang dibatasi oleh sesar mendatar sisi barat dan timur. Ini terkait dengan perbukitan memanjang arah barat dan timur di bagian utara dan selatan.

Serta, hasil tangkapan citra satelit yang menunjukkan jika arena tersebut jenuh dengan ari dan tersusun material tidak kompak atau endapan sedimen alluvium.

“Lokasinya di lahan pertanian, ada pemukiman tapi tidak terlalu banyak. Dengan karakteristik seperti itu, zona di kawasan Cikundul Lembursitu ini rawan dengan guncangan gempabumi,” tuturnya.

Pos terkait