Pengungsi Mulai Diserang Penyakit Gatal

PENGOBATAN : Petugas medis saat memberikan pengobatan kepada warga pengungsi korban bencana pergerakan tanah di Kampung Gunungbatu, Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung, kemarin (2/5).

NYALINDUNG,RADARSUKABUMI.com— Puluhan pengungsi korban bencana pergerakan tanah di Kampung Gunungbatu, Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung, mulai terserang penyakit gatal.

Mereka kini harus bertahan di posko pengungsian wilayah setempat dan ditangani tim medis.

Bacaan Lainnya

Kepala Desa Kertaangsana, Agus Sudrajat mengatakan, selama beberapa hari terakhir sudah ada puluhan warga yang memeriksakan kesehatannya ke posko kesehatan.

“Hampir setiap harinya, ada 40 warga yang mengeluh sakit dan mendapat pengobatan dari tim kesehatan,” beber Agus kepada Radar Sukabumi melalui telepon selularnya, belum lama ini.

Saat ini pergerakan tanah di pemukiman penduduk masih terus terjadi.

Berdasarkan data yang tercatat di pemerintah Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung, terdapat 90 rumah warga mengalami rusak berat dan tidak bisa dihuni.

“Hasil pendataan sampai saat ini, baru ada 354 jiwa yang sudah diungsikan dari lokasi bencana ke tempat pengungsian,” paparnya.

Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kecamatan Nyalindung, Solihin mengatakan, pihaknya membenarkan soal puluhan warga pengungsian yang terserang berbagai penyakit.

Seperti penyakit, hipertensi, sakit kepala, gatal-gatal, tekanan darah tinggi dan rendah serta pegal-pegal.

Hal ini, terjadi di pengaruhi oleh berbagai faktor.

Diantaranya, Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), sarana air tidak bersih dan kondisi pengungsian yang berdebu.

“Kebanyakan warga pegal-pegal dan tekanan dari tinggi.

Mereka sering berobat setiap harinya, selepas Bada Magrib. Karena, siang harinya warga melakukan aktifitas seperti biasanya,” jelas Solihin kepada Radar Sukabumi.

Untuk itu, sejak wilayah Kecamatan Nyalindung ditetapkan Bupati Sukabumi sebagai tanggap darurat bencana, maka Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi melalui Puskesmas Kecamatan Nyalindung, langusng mendirikan Posko Kesehatan di lokasi pengungsian yang jaraknya sekitar 500 meter dari lokasi bencana pergerakan tanah.

“Pokso kesehatan ini, kami buka selama 24 jam dan dilayani oleh 2 petugas.

Sebab itu, bagi warga yang punya keluhan sakit agar segera menemui petugas kesehatan di lokasi pengungsian,” pungkasnya.

(den/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *