Mempersiapkan generasi emas Indonesia di tahun 2045

Oleh: Muhammad Anfaal Al Ghifari
Mahasiswa Manajemen Universitas Nusa Putra

Indonesia emas adalah sebuah kondisi saat negara Indonesia diharapkan mampu bersaing dengan bangsa lain serta dapat menyelesaikan masalah-masalah kebangsaan seperti korupsi dan kemiskinan. Indonesia emas diproyeksikan pada 100 tahun kemerdekaan negara Indonesia pada tahun 2045.

Bacaan Lainnya

Sumber daya manusia Indonesia merupakan salah satu faktor penting untuk mewujudkan negara Indonesia yang adil dan makmur. Kualitas sumber daya manusia tersebut dapat dilihat melalui kualitas generasi penerus bangsa Indonesia. Pemuda berperan sebagai generasi penerus bangsa yang kelak akan menjadi pemimpin bangsa dan mengambil keputusan-keputusan terkait dengan kemajuan negara Indonesia.

Indonesia akan menyentuh umur 100 tahun pada 2045 mendatang. Tahun 2045 disebut sebagai jendela demografi yakni fase dimana jumlah usia produktif (usia 15-64 tahun) lebih besar dibanding jumlah penduduk yang tidak produktif (di bawah 14 tahun atau di atas 65 tahun).

Pada tahun 2020-2045, diprediksi bahwa angka penduduk usia produktif dapat mencapai 70%, sedangkan 30%-nya merupakan penduduk dengan usia yang tidak produktif. Hal ini dapat berdampak pada dua kemungkinan, yaitu bonus demografi atau kutukan demografi.

Bonus demografi dapat tercapai jika kualitas sumber daya manusia di Indonesia memiliki kualitas yang mumpuni sehingga akan berimbas pada pertumbuhan ekonomi negara.

Sebaliknya, kutukan demografi akan terjadi jika jumlah penduduk yang berada pada usia produktif ini justru tidak memiliki kualitas yang baik sehingga menghasilkan pengangguran massal dan menjadi beban negara.

Presiden Joko Widodo pada pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih dalam pilpres 2019 pada tanggal 20 Oktober 2019, di gedung DPR/MPR, menyebutkan cita-cita seratus tahun setelah merdeka adalah keluar dari jebakan pendapatan kelas menengah. Presiden Jokowi berpidato bahwa Indonesia akan memiliki generasi emas pada tahun 2045 atau seratus tahun Indonesia merdeka.

Dalam pidato tersebut Jokowi mengatakan “Mimpi kita, cita-cita kita di tahun 2045 pada satu abad Indonesia merdeka mestinya, Insya Allah, Indonesia telah keluar dari jebakan pendapatan kelas menengah”.

Jokowi berbicara pada tataran realistis sosial dengan memberikan hitungan bahwa pada tahun emas itu pendapatan perkapita pertahun penduduk Indonesia adalah Rp. 320 juta atau Rp. 27 juta perkapita perbulan.

Jokowi pun menegaskan bahwa Indonesia harus ke sana. Kita sudah hitung, sudah kalkulasi, target tersebut sangat masuk akal dan sangat memungkinkan. Capaian Kabinet Kerja I dalam menjalankan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2014-2019 mendukung harapan Jokowi. Misalnya, laju inflasi yang ada pada kisaran 3 – 4 persen. Tingkat kemiskinan di akhir tahun 2019 ada pada angka 9,2%.

Namun, Jokowi mengingatkan semua hal itu yaitu pendapatan per kapita, PDB dan menghapus kemiskinan tidak datang otomatis. Karena itu Jokowi menginginkan seluruh masyarakat Indonesia harus bisa bekerja sama dan bekerja keras untuk bisa mencapai target Indonesia emas tersebut.

Jokowi juga mengingatkan bahwa dalam kancah percaturan dunia penuh dengan risiko. Sangat dinamis dan kompetitif. Untuk itulah Jokowi mengingatkan agar tidak menjalankan program rutinitas yang bertumpu pada proses tapi kerja yang dinamis dengan orientasi hasil dengan inovasi. “kita harus terus mengembangkan cara-cara baru, nilai-nilai baru. Jangan sampai kita terjebak dalam rutinitas yang monoton,” kata presiden dengan tegas.

Lalu untuk mencapai target Indonesia emas juga harus didukung oleh anak anak muda penerus bangsa ini, salah satunya dengan pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, kesehatan, dan kebudayaan.

Pendidikan merupakan kebutuhan dasar pengembangan sumber daya manusia, untuk itu terdapat beberapa standar yang harus dicapai dalam proses mempercepat peningkatan taraf pendidikan, yaitu: APK pendidikan tinggi ditingkatkan menjadi 60%, porsi tenaga lulusan menengah keatas menjadi 90%, meningkatkan proporsi lulusan professional dalam bidang ilmu teknik. Selain penignkatan pendidikan pada kebutuhan dasar tersebut, perhatian besar perlu diberikan pada bidang keilmuan ketknikan, hal ini merupakan dasar dalam aspek teknologi.

Ilmu pengetahuan dan teknologi terbaik Indonesia sebagian besar dihasilkan oleh proses pembelajaran pada perguruan tingginya dan industri, hubungan kerjasama yang baik antara pemerintahan terhadap perguruan tinggi dan industri dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut: Penelitian yang dihasilkan dapat diaplikasikan untuk pengembangan bangsa, Perguruan tinggi responsif terhadap kebutuhan ekonomi, Pemberian insentif bagi universitas dan industri untuk mendorong kegiatan R&D.

Kualitas sumber daya manusia yang baik hendaknya dibangun dengan peningkatan derajat kehidupan masyarakat mencakup usia harapan hidup, kualitas hidup, dan sistem kesehatan yang baik.

Hal ini dapat dicapai dengan beberapa mekanisme peningkatan pelayanan kesehatan, yaitu: Akselerasi penyelesaian permasalahan gizi, Mengakhiri kasus baru HIV/AIDS, tuberkulosis, dan malaria, Akses fasilitas pelayanan kesehatan yang berkualitas dan merata, Sistem pelayanan kesehatan penduduk usia lanjut berkualitas, Perilaku hidup sehat di masyarakat menjadi budaya.

Budaya merupakan suatu aspek identitas bangsa yang perlu dilestarikan, tidak hanya dalam bidang seni melainkan juga meliputi karakter pribadi bangsa.

Upaya dasar dalam merealisasikannya adalah dengan memantapkan budaya dan karakter bangsa melalui pengembangan nilai-nilai luhur budaya bangsa, serta penyerapan nilai baru yang positif dan produktif. Disamping itu, perlu juga diwujudkan masyarakat yang berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, beradab, dan berfalsafah pancasila.

Angkatan kerja pun sangat penting posisinya untuk membantu mencapai Indonesia emas tahun 2045. Menurut badan pusat statistic (BPS) pada bulan Februari 2019, jumlah angkatan kerja sebanyak 136,18 juta jiwa.

Jika angkatan kerja semua mendapatkan pendidikan yang baik dan mudah mendapatkan kerja karena banyaknya lapangan pekerjaan maka Indonesia akan satu langkah lebih kedepan untuk mencapai target Indonesia emas.

Namun apabila angkatan kerja tersebut tidak produktif dan lapangan pekerjaan sulit maka resiko terberatnya adalah banyak pengangguran yang sulit mendapatkan pekerjaan.

Maka dari itu saran saya adalah dengan angkatan kerja yang sangat banyak, pemerintah dapat memfasilitasi nya dengan pendidikan yang baik dan setinggi tingginya supaya Indonesia memiliki banyak cendikiawan.

Yang kedua adalah banyaknya lapangan pekerjaan agar angkatan kerja ini tidak sulit mencari pekerjaan dan tidak terjadi adanya pengangguran.

Peluasan lapangan pekerjaan bisa dibentuk dengan membangun masyarakat inovatif dan kreatif yang dapat di koordinasikan oleh kementrian Ekonomi kreatif, kementrian dapat bersosialisasi kepada masyarakat untuk membangun sebuah UMKM, contohnya satu desa satu perusahaan, perusahaan tersebut dibangun sesuai dengan keunggulan yang ada di desa tersebut, contohnya desa Cibatu dapat mendirikan perusahaan golok yang dimana perusahaan itu tenaga kerjanya berasa dari desanya sendiri.

Hal tersebut selain menambah lapangan pekerjaan juga menambah kesejahteraan di daerahnya tersebut. Selain membangun UMKM juga dapat bekerja sama dengan banyak perusahaan agar dapat membangun perusahaanya di daerah yang mungkin sangat banyak membutuhkan lapangan pekerjaan. Contohnya adalah perusahaan kendaraan yang pasti akan sangat membutuhkan tenaga pekerjaan yang cukup banyak,

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *