Dihina Medsos, Anton Tetap Bijaksana

BANDUNG— Pemilu Jawa Barat 2018 sudah mulai merembet ke Sosial Media (Sosmed). Cawagub, Anton Charliyan mendapat serangan black campaign dari seorang pemilik akun Instagram. Entah kehabisan akal atau tak percaya diri berhadapan dengan Paslon Hasanah, beradu ide dan gagasan saat debat kandidat, sehingga netizen pemilik akun IG hingga menghina dan menjelek-jelekkan Cawagub mantan Polda Jabar itu.

Seorang netizen pemilik akun @perisai.rakyat21 mengupload photo pasangan Hasanah (Kang Hasan-Kang Anton) dengan tulisan Hasanuddin-Anton S*t*n.

Menanggapi ujaran kebencian akun anonim (akun bodong) tersebut, Kang Anton menunjukkan sikap kearifannya. Ia malah menasihati dan mengingatkan akan akibat black campaign. “Subhanallah. Kang, beda pilihan atau madzhab boleh-boleh saja. Bahkan beda agama tauhid (golongan dzimmy) sekalipun asal tidak mengganggu kita. Nabi SAW tetap memerintahkan kita umatnya untuk menghargai mereka,” kata Kang Anton kepada pemilik akun IG @perisai.rakyat21 sebagai disampaikan kepada RMOLJabar (Group koran ini) melalui pesan elektronik, Kamis (15/3).

“Tidak perlulah berlisan kasar, menghina, mencela. Dalam syar’inya penjahat sekalipun, jika harus dihukum kita umat muslim diharamkan untuk menghinanya,” nasehat Kang Anton terhadap hinaan itu.
Tak hanya itu, Kang Anton juga membawakan pesan spiritual ajaran agama Islam yang disampaikan Nabi Muhammad SAW, makna substantif. “Tidak lurus iman seseorang sebelum lurus hatinya. Dan tidak lurus hati seseorang sebelum lurus lidahnya (Hadits Nabi SAW),” kata Kang Anton.

Masih kata Kang Anton, jika ingin berbeda, berkompetisi, bersaing hendaklah dilakukan secara santun dan mendidik. “Tidak perlu dengan bahasa-bahasa penghakiman, penghinaan hingga mensetankan makhluk-NYA,” ajaknya.

Dalam Islam, terang Kang Anton, diantara tujuan diturunkannya seorang utusan (Nabi/Rasul) adalah untuk menyempurnakan akhlak dan moral umatnya. Sehingga, menurut Kang Anton kalau kita selaku umatnya tidak mampu melanjutkan risalah yang dibawa utusan (Nabi dan Rasul), apalagi melakukan ujaran kebencian, justru itu akan merusak tujuan utama ajaran agama itu sendiri. “Bahkan Musa AS pun diingatkan Allah SWT ketika mensyiarkan tauhid kepada manusia sekelas Fir’aun karena menggunakan bahasa yang kasar. Agama Allah SWT itu agama yang Rahman dan Rahim,” tutur Kang Anton.

“Atau anda merasa lebih mulia dari Nabyullah Musa AS ? Semoga kita sama-sama memahami Rahman Rahim Allah SWT. Segala puji hanya milik Allah SWT Tuhan Seluruh Alam,” tandasnya.(bon)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *