Program Ayo Kursus, Kemendikbudristek Kembalikan Harapan Anak Putus Sekolah

Nadiem Anwar Makarim
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim

RADAR SUKABUMI – Bagi masyarakat di bawah usia 25 tahun, ada dorongan peningkatan kompetensi melalui program Ayo Kursus.

Dorongan program itu berasal dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Bacaan Lainnya

Program ini diyakini sebagai solusi di masa revolusi industri 4.0.

Sekretaris Ditjen Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek, Wartanto mengatakan program ini menjadi salah satu solusi dalam meningkatkan kompetensi di tengah kompetisi persaingan global.

Yaitu guna menekan angka pengangguran, meningkatkan jumlah wirausaha dan memperbanyak lulusan siap kerja.

“Program ‘Ayo Kursus’ mendorong anak-anak kita lakukan reskilling dan upskilling, ditingkatkan kompetensinya, diberi keterampilan baru, yang sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri (Dudi),” ungkap dia dalam Silaturahmi Merdeka Belajar (SMB) episode 9 secara daring dikutip, Minggu (3/10).

Ia berharap peserta program ini bisa mendapatkan kompetensi baru dan meningkatkan kompetensi anak muda sehingga dapat lebih terserap ke dunia usaha dan dunia industri (Dudi).

“Saya berharap Dudi tidak hanya menempatkan mereka sekadar jadi pekerja, tetapi bisa dibimbing supaya bisa berwirausaha,” pesannya.

Dijelaskan, program ini merupakan upaya Kemendikbudristek untuk menumbuhkan kembali harapan anak-anak yang putus sekolah agar melanjutkan aktivitas belajar.

Ini pun menjadi bukti bahwa pendidikan vokasi merupakan salah satu solusi untuk melakukan aktivitas pembelajaran yang sesuai dengan minat dan bakat peserta didik dalam mewujudkan Merdeka Belajar.

Perwakilan dari Gosbal Barbershop, Gusnur Rocmad Hindri membagikan pengalamannya selama mengikuti pelatihan dan kursus.

Menurutnya manfaat program ini adalah untuk meningkatkan jiwa wirausaha, lebih banyak pengetahuan yang ia dapat terutama dalam penerapan cara berbicara di depan umum yang baik.

Selain itu, membangun relasi dan mengembangkan bakat, kata Gusnur, menjadi kunci dalam pengembangan usaha.

“Bagi saya cara mengembangkan dan menjalin relasi sangat penting untuk ke depannya,” ujar dia.

Untuk diketahui, Ayo Kursus terdiri dari dua program, yaitu Program Kecakapan Kerja (PKK) dan Program Kecakapan Wirausaha (PKW).

Keduanya bertujuan untuk memberikan peluang kepada para lulusan vokasi yang ingin menambah keterampilan untuk bisa bekerja dan berwirausaha.

Program ini memberikan kesempatan kepada calon peserta untuk mengikuti kursus pelatihan selama 100-400 jam pembelajaran dengan bantuan dari pemerintah.

“Mereka dapat memilih jenis keterampilan sesuai dengan kebutuhan dan minat serta konteks daerah masing-masing,” imbuh Wartanto.

Sasaran program Ayo Kursus merupakan anak usia sekolah yang tidak bersekolah, tidak sedang berkuliah, tidak sedang bekerja dan berusia di bawah 25 tahun.

Peserta program diutamakan bagi pemegang Kartu Indonesia Pintar (KIP), tidak sedang terdaftar sebagai penerima Kartu Pra-Kerja.

Juga tidak sedang terdaftar sebagai peserta didik PKK dan PKW yang sedang berjalan.

Pendaftaran peserta Ayo Kursus secara daring melalui laman https://banper.kemendikbudristek.go.id/ayo_kursus.

“Melalui Ayo Kursus diharapkan bisa mendorong dan mewujudkan gerakan Merdeka Belajar melalui keterampilan tambahan yaitu kecakapan kerja dan kecakapan wirausaha,” pungkas Wartanto. (jpc)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *