Ponpes Daarul Mutaallimiin Baros Dambakan Ruang Tidur Santri

Sejumlah santri saat mengaji di Ponpes Daarul Mutaallimiin Baros, belum Selasa (27/4).

SUKABUMI — Pondok Pesantren (Ponpes) Daarul Mutaallimiin Baros di Kampung Genteng Kaum RT1/5, Kelurahan/Kecamatan Baros, mendambakan pembangunan ruangan kamar untuk penginapan santri. Pasalnya, saat ini para santri terpaksa tidur di ruangan belajar dengan tempat tidur hanya beralaskan karpet.

Pimpinan Ponpes Daarul Mutaallimiin Baros, Hendi Suhendi mengatakan, santri mukim saat ini kapasitasnya hanya bisa menerima 25 orang karena tidak ada tempat lagi untuk santri mufassir dan 30 santri yang saat ini pulang pergi dari rumahnya.

Bacaan Lainnya

“Dampak kekurangan sarana san prasarana (Sapras) ini daya tampung santri terbatas dan ruang belajar dipakai merangkap ruang tidur juga dengan kondisi tempat yang cukup memprihatinkan tanpa ada sarana tempat tidur hanya alas karpet saja,” kata Hendi kepada Radar Sukabumi, Selasa (27/4).

Lanjut Hendi, kondisi tempat dan Sapras memang belum memadai sehingga saat ini santri masih dengan kondisi yang seadanya dan berupaya terus memperbaiki fasilitas agar para santri belajar dengan nyaman.

“Sekarang lahan Ponpes memakai lahan wakaf masjid yang digunakan bangunan pondok kurang lebih 100 meter persegi, di buat lantai dua untuk tempat tidur dan ngaji diatas ruangan toilet dan kamar mandi. Lahan di depannya ada 50 meter dibangun pake kayu buat tempat tidur santri,” ujarnya.

Hendi menambahkan, saat ini Ponpes membimbing anak-anak di lingkungan sekitar dan juga menerima santri dari luar yang kebanyakan dari anak yatim dan dhuafa yang tidak mampu melanjutkan sekolah formal dan berniat belajar ilmu agama di pondok.

“Rencana perluasan lahan, membeli lahan di samping masjid dengan luas 200 meter persegi harga Rp200.000.000 untuk pembangunan kurang lebih Rp200.000.000,” imbuhnya.

Pihaknya berharap, Ponpes Daarul Mutaallimiin Baros dapat menjadi tempat belajar ilmu agama bagi seluruh kalangan masyarakat khusunya yang tidak mampu dan anak yatim dapat mendapatkan pelayanan yang baik sehingga akan muncul ulama calon pemimpin ummat Islam dimasa depan.

“Hal ini membutuhkan dikungan dan peran aktif dari masyarakan untuk mendukung pondok pesantren agar menjadi sarana penyeimbang kehidupan masyarakat sehingga tercapai kebahagiaan dunia dan akhirat,” pungkasnya. (bam/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *