Kunjungi Sukabumi, Kemenperin RI Dorong Penguatan Santripreneur

SEREMONIAL: Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka Kemenperin, Reni Yanita saat menyerahkan cinderamata kepada pimpinan Pondok Pesantren Darussyifa Al-Fitroh Kabupaten Sukabumi, KH E Supriatna Mubarok, yang ditemani Pj Walikota Sukabumi Kusmana Hartadji (paling kanan) serta Sekda Kabupaten Sukabumi, Ade Suryaman. FT: IST

SUKABUMI– Sebagai upaya untuk melahirkan wirausaha baru (WUB), Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus menggencarkan program Santripreneur di enam pondok pesantren di Indonesia pertahunnya. Untuk tahun 2023 ini, program tersebut dilaksanakan di enam pondok pesantren, yaitu Pondok Pesantren Darussyifa Al-Fitroh di Kabupaten Sukabumi, Pondok Pesantren Al Qodiriyah di Kabupaten Magelang, Pondok Pesantren Al Muwazanah di Kabupaten Kediri, Pondok Pesantren Darul Huda di Kabupaten Blitar, Pondok Pesantren Bustanul Ulum di Kabupaten Bondowoso, dan Pondok Pesantren Nurul Jadid di Kabupaten Situbondo.

Seperti halnya di Pondok Pesantren Darussyifa Al Fitroh, Kabupaten Sukabumi ini, Kemenperin melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (Ditjen IKMA), memfasilitasi mesin/peralatan produksi pengolahan limbah ternak menjadi biogas dan pupuk organik. “Sejak tahun 2012 hingga tahun 2035, Indonesia diperkirakan memasuki masa bonus demografi dengan periode puncak antara tahun 2020-2030. Di mana, jumlah penduduk usia produktif yang besar menyediakan sumber tenaga kerja, pelaku usaha, dan konsumen potensial yang sangat berperan dalam percepatan pembangunan,” ujar Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka Kemenperin, Reni Yanita kepada wartawan.

Bacaan Lainnya

Bonus demografi ini kata Reni, harus dikelola dengan baik. Sehingga untuk mengurangi kesenjangan kompetensi yang dimiliki oleh calon tenaga kerja dengan kebutuhan industri, Kemenperin memiliki program pendidikan vokasi dan diklat 3 in 1 yang dapat diakses oleh para angkatan kerja. Di mana kurikulum yang diberikan pada kedua program tersebut telah disesuaikan dengan kebutuhan industri. Reni mengungkapkan, berdasarkan data Kementerian Agama sampai dengan Semester II tahun 2023 jumlah pondok pesantren di Indonesia diperkirakan mencapai 39.167 yang tersebar di seluruh provinsi dengan total jumlah santri sekitar 4.847.197 orang.

Reni menjelaskan, Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah pesantren terbanyak di Indonesia dengan total 12.121 pesantren. Jawa Timur menyusul dengan 6.745 pesantren, dan Jawa Tengah dengan 5.084 pesantren. Menurutnya, dengan jumlah pondok pesantren dan santri yang cukup besar, pondok pesantren memiliki potensi yang strategis untuk mendukung pembangunan ekonomi nasional. “Ponpes juga berperan strategis dalam mendukung pertumbuhan industri manufaktur di Indonesia,” jelasnya.

Program Santripreneur terang Reni, memiliki kurikulum kejuruan atau kewirausahaan, dengan jenis kegiatannya antara lain bimbingan teknis produksi, fasilitasi mesin/peralatan. Materi kewirausahaan dan digital marketing yang diberikan sesuai dengan potensi dan kebutuhan masing-masing Pondok Pesantren. “Melalui program Santripreneur ini, Pondok Pesantren dapat turut berkontribusi lebih besar terhadap pembangunan ekonomi daerah dan nasional, “kata Reni.

Selain itu, Reni juga mendorong para santri yang sedang bergabung dalam program Santripreneur untuk menjadi santri milenial, yaitu santri yang mampu berproduksi dengan baik serta menguasai perkembangan teknologi digital dalam menjalankan unit usaha industrinya, atau yang ingin saya sebut dengan istilah “Santri Milenial 4.0.

Reni menuturkan, penumbuhan pelaku industri atau wirausaha baru (WUB) dapat memberikan dampak positif yang berantai pada roda perekonomian masyarakat. Selain memaksimalkan potensi komoditas produk di daerah, penumbuhan WUB juga dapat dilakukan dengan memperhatikan potensi ekosistem industri dan pasar yang telah terbentuk. “Kami turut mendorong ekosistem pondok pesantren sebagai peluang untuk menumbuhkan para pelaku WUB dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki melalui program Santripreneur. Program yang telah dilaksanakan sejak tahun 2013 tersebut, telah membina sebanyak 10.469 orang santri dari 101 pondok pesantren di berbagai wilayah di Indonesia,” tambahnya.

Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan apresiasi kepada Pimpinan dan Pengasuh 6 (enam) Pondok Pesantren atas peran sertanya dalam mendorong penumbuhan wirausaha IKM di lingkungan Pondok Pesantren. “Saya juga sangat mendukung peran para santri dalam menciptakan kemandirian Pondok Pesantren dan pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar”, ungkap Menperin.

Menperin turut mengatakan, dalam rangka mendorong penciptaan dan perluasan lapangan kerja, dipandang perlu untuk meningkatkan jumlah pelaku wirausaha yang melibatkan kolaborasi antar stakeholder. Seperti Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, akademisi dan stakeholder lainnya seperti Pondok Pesantren dalam rangka menumbuhkan jiwa kewirausahaan di kalangan para santri dan generasi muda.

Sementara itu, hadir dalam momen tersebut sejumlah pejabat Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka Kemenperin, Pimpinan Ponpes Darussyifa Al-Fithroh Yaspida Sukabumi, KH E Supriatna Mubarok, Pj Walikota Sukabumi Kusmana Hartadji, Sekda Kabupaten Sukabumi Ade Suryaman serta ribuan santri dan tamu undangan. (why)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *