Berdasar hasil survei di Sekolah Luar Biasa (SLB) di Surabaya, mereka mengaku masih belum tersedianya media pembelajaran yang khusus dibuat untuk anak tunarungu.
“Hal ini tentunya menjadi kendala bagi SLB tersebut untuk mengajarkan kosakata pada siswa,” kata Setiyo.
Dia berharap dengan media pembelajaran ini dapat membantu para pengajar dan orang tua untuk meningkatkan kosakata pada anak berkebutuhan khusus tunrungu.
Sejalan dengan hal ini orang tua dari siswa berkebutuhan khusus tuna rungu berharap, agar media pembelajaran anak berkebutuhan khusus lebih banyak dikembangkan lagi.
“Sehingga anak lebih mudah menyerap banyak ilmu dan kosakatanya semakin kaya,” pungkasnya.
(ika/JPC)